Provinsi Sumatera Utara (Pemprov Sumut) menunjukkan komitmen kuatnya dalam menjaga kelestarian Hutan Batangtoru. Kawasan ini memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi dan sangat penting untuk dilindungi. Langkah nyata yang diambil adalah pembentukan Kelompok Kerja (Pokja) Perlindungan dan Pengelolaan Terpadu Ekosistem Batangtoru.
Pembentukan Pokja ini diumumkan pada Dialog Para Pihak di Hotel Santika, Medan, Selasa (24/6/2025). Acara tersebut menandai dimulainya kolaborasi lintas sektor untuk melindungi hutan seluas 240.985 hektare ini.
Komitmen Pemprov Sumut Melindungi Ekosistem Batangtoru
Wakil Gubernur Sumut, Musa Rajekshah, menekankan pentingnya pelestarian Ekosistem Batangtoru. Kawasan ini strategis karena melintasi empat wilayah: Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Tapanuli Utara, dan Kota Sibolga.
Ekosistem Batangtoru bukan hanya habitat flora dan fauna langka. Kawasan ini juga menyediakan sumber daya penting bagi masyarakat sekitar. Air bersih, udara segar, sumber pangan, dan obat-obatan semuanya berasal dari kawasan ini.
Hutan Batangtoru juga menjadi rumah bagi Orangutan Tapanuli, spesies langka yang baru ditemukan pada tahun 2017. Keberadaan spesies ini semakin menggarisbawahi pentingnya pelestarian ekosistem tersebut.
Peran masyarakat adat yang telah menjaga hutan secara turun-temurun juga mendapat sorotan penting. Mereka adalah kunci keberhasilan upaya pelestarian jangka panjang.
Pembentukan Pokja dan Peran Multipihak
Pemprov Sumut telah menerbitkan Keputusan Gubernur Nomor 188.44/156/KPTS/2025 untuk membentuk Pokja Perlindungan Terpadu Ekosistem Batangtoru. Pokja ini akan menjadi wadah kolaborasi antar berbagai pihak.
Pokja ini akan melibatkan pemerintah, akademisi, dunia usaha, dan mitra pembangunan. Tujuannya adalah merumuskan rencana pembangunan berkelanjutan yang adil dan memperhatikan aspek lingkungan.
Musa Rajekshah juga menekankan pentingnya peran mitra pembangunan. Mereka diharapkan berkontribusi melalui riset, rekomendasi kebijakan, dan pelibatan aktif masyarakat lokal. Pendekatan ekonomi kerakyatan menjadi kunci keberhasilan.
Harapan untuk Pelestarian Berkelanjutan
Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Sumut, Yuliani Siregar, menambahkan bahwa Pokja ini akan menegaskan tanggung jawab semua pihak. Perusahaan yang beroperasi di sekitar kawasan Batangtoru juga harus berperan aktif.
Dialog tersebut dihadiri oleh berbagai pihak. Akademisi dari UMSU, perwakilan dari empat daerah di kawasan Batangtoru, LSM, dan pelaku usaha turut serta.
Dengan adanya Pokja ini, diharapkan upaya pelestarian Hutan Batangtoru akan lebih terarah, partisipatif, dan berkelanjutan. Hal ini sangat penting untuk menjaga kekayaan alam Sumatera Utara dan dunia.
Pemprov Sumut berkomitmen untuk menyelaraskan rencana pembangunan daerah dengan perlindungan lingkungan. Kerjasama dan kolaborasi antar semua pihak menjadi kunci keberhasilan dalam melindungi Ekosistem Batangtoru untuk generasi mendatang. Upaya ini merupakan langkah penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem dan keberlangsungan hidup masyarakat sekitar.