Jawa Timur menyimpan kekayaan sejarah dan budaya yang luar biasa, termasuk di bidang olahraga. Provinsi ini ternyata memiliki banyak stadion, salah satunya bahkan dinobatkan sebagai stadion tertua di Indonesia.
Stadion bersejarah tersebut masih aktif digunakan hingga saat ini dan menyimpan banyak kisah menarik sepanjang perjalanan sejarahnya. Mari kita telusuri jejak stadion tertua di Indonesia ini.
Stadion Gajayana: Saksi Bisu Sejarah Sepak Bola Indonesia
Stadion Gajayana, yang terletak di Kota Malang, Jawa Timur, merupakan stadion tertua di Indonesia.
Dibangun pada tahun 1924 dengan biaya 100 ribu gulden (sekitar Rp800 juta saat ini), stadion ini awalnya hanya mampu menampung sekitar 5.000 penonton.
Setelah beberapa kali renovasi, kapasitasnya kini meningkat menjadi 35.000 penonton.
Pada masa kolonial Hindia Belanda, Stadion Gajayana menjadi markas bagi tiga klub sepak bola Belanda: Voetbalbond Malang en Omstreken, Malangshce Voetbal Bond, dan Malangshce Voetbal Unie.
Setelah Indonesia merdeka, stadion ini kemudian menjadi rumah bagi klub-klub sepak bola Indonesia.
Jejak Sejarah Kerajaan Kanjuruhan di Nama Stadion Gajayana
Nama “Gajayana” sendiri diambil dari nama Raja Gajayana, penguasa Kerajaan Kanjuruhan pada tahun 760-789 Masehi.
Kerajaan Kanjuruhan, menurut Prasasti Dinoyo, merupakan kerajaan tertua di Jawa Timur yang didirikan pada abad ke-8.
Pusat kerajaan ini berada di wilayah Kabupaten Malang, yang telah berdiri sejak 28 November 760 Masehi, sehingga kawasan ini memiliki sejarah lebih dari 12 abad.
Penting untuk dicatat bahwa Stadion Gajayana terletak di Kota Malang, bukan Kabupaten Malang, meskipun keduanya termasuk dalam wilayah Malang Raya bersama Kota Batu.
Selain Stadion Gajayana, Malang Raya juga memiliki stadion besar lainnya, seperti Stadion Kanjuruhan yang berlokasi di Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.
Stadion Gajayana dan Klub Sepak Bola Arema
Stadion Gajayana pernah menjadi markas bagi klub sepak bola terkenal di Indonesia, Arema FC.
Sebagai stadion bersejarah, Gajayana menyimpan banyak kenangan dan momen penting dalam perjalanan sepak bola Indonesia.
Lokasinya di Kecamatan Klojen, Kota Malang, menjadikan stadion ini mudah diakses dan menjadi bagian integral dari sejarah Kota Malang.
Dari kapasitas awal yang terbatas hingga renovasi yang meningkatkan daya tampungnya, Stadion Gajayana terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
Namun, sejarah dan nilai budaya yang melekat pada stadion ini tetap terjaga dan menjadikannya sebagai salah satu landmark penting di Jawa Timur.
Sebagai kesimpulan, Stadion Gajayana bukan hanya sekadar gelanggang olahraga, melainkan juga warisan sejarah yang berharga bagi Indonesia. Keberadaannya menunjukkan perkembangan sepak bola di Indonesia, serta menghubungkan masa lalu dengan masa kini.
Nama stadion yang diambil dari nama raja kerajaan kuno semakin memperkaya nilai sejarah dan budaya yang terkandung di dalamnya. Stadion ini menjadi bukti nyata bahwa olahraga dan sejarah dapat saling berkaitan dan memberikan pengalaman yang bermakna bagi masyarakat.