Pelatih tim nasional Italia, Luciano Spalletti, secara mengejutkan mengakhiri masa jabatannya hanya beberapa bulan setelah ditunjuk. Pengumuman pemecatannya ini datang hanya beberapa jam setelah Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, memberikan dukungan penuh kepadanya. Keputusan ini menimbulkan kehebohan di dunia sepak bola Italia, mengingat Spalletti baru saja menggantikan Roberto Mancini pada Agustus 2023.
Kekalahan telak 0-3 dari Norwegia di laga kualifikasi Piala Dunia 2026 pekan lalu menjadi pemicu utama kontroversi ini. Meskipun Gravina awalnya tampak mendukung Spalletti, tekanan publik dan hasil pertandingan yang mengecewakan tampaknya memaksanya untuk mengambil keputusan yang sulit ini. Pertandingan melawan Moldova pada Senin, 9 Juni 2024, menjadi laga terakhir Spalletti sebagai pelatih *Gli Azzurri*.
Pemecatan Spalletti: Sebuah Kekecewaan yang Mendalam
Spalletti mengaku kecewa dengan pemecatannya. Ia mengungkapkan bahwa ia telah berbicara dengan Presiden FIGC pada Sabtu, 7 Juni 2024, dan diberitahu tentang keputusan tersebut. Ia menyatakan niatnya untuk tetap bertahan, terutama dalam situasi sulit seperti ini.
Spalletti melihat perannya sebagai pelatih timnas sebagai bentuk pengabdian kepada negara. Ia ingin mempermudah transisi kepemimpinan untuk masa depan timnas Italia. Pernyataan ini menunjukkan profesionalisme dan kebesaran hati Spalletti meskipun dipecat.
Kontradiksi Pernyataan Gravina: Dukungan dan Pemecatan
Presiden FIGC, Gabriele Gravina, sebelumnya memberikan dukungan penuh kepada Spalletti. Ia bahkan memuji Spalletti sebagai sosok yang luar biasa dan berjiwa mulia. Gravina juga menyatakan keyakinannya pada proyek Spalletti untuk timnas Italia.
Namun, Gravina juga mengakui bahwa kekalahan dari Norwegia merupakan hasil yang tidak bisa diterima. Meskipun sempat memberi sinyal bahwa Spalletti akan tetap memimpin proses pemulihan tim, akhirnya ia mengambil keputusan untuk memecatnya. Kontradiksi pernyataan Gravina ini semakin mempertegas kehebohan seputar pemecatan Spalletti.
Pencarian Pengganti dan Masa Depan Gli Azzurri
Setelah pemecatan Spalletti, FIGC kini tengah mencari pelatih baru untuk memimpin timnas Italia. Dua nama mencuat sebagai kandidat kuat: Claudio Ranieri dan Stefano Pioli.
Claudio Ranieri, pelatih AS Roma, dikenal karena keberhasilannya membawa Leicester City menjuarai Liga Inggris pada tahun 2016. Sedangkan Stefano Pioli, pelatih Al-Nassr, sebelumnya sukses membawa AC Milan meraih gelar Liga Italia pada tahun 2022. Keduanya memiliki reputasi dan pengalaman yang mumpuni untuk memimpin *Gli Azzurri*.
Selama masa kepemimpinannya, Spalletti mencatatkan rekor 11 kemenangan, 6 hasil imbang, dan 6 kekalahan. Meskipun rekor tersebut tidak sepenuhnya buruk, tekanan untuk meraih hasil maksimal dalam kualifikasi Piala Dunia 2026 sangat tinggi. Kekalahan dari Norwegia menjadi titik balik yang menentukan nasibnya.
Pemecatan Spalletti menimbulkan pertanyaan besar tentang masa depan timnas Italia. FIGC diharapkan dapat segera menunjuk pelatih pengganti yang mampu membawa *Gli Azzurri* kembali ke jalur kemenangan dan memastikan lolos ke Piala Dunia 2026. Tantangan besar menanti siapapun yang akan meneruskan estafet kepemimpinan timnas Italia. Semoga keputusan ini membawa perubahan positif bagi performa tim di masa depan.