Para sopir truk engkel di Cianjur, Jawa Barat, mengeluhkan kenaikan harga pasir yang drastis. Harga pasir yang sebelumnya sekitar Rp300.000,- kini melonjak hingga lebih dari Rp400.000,- per engkel.
Kenaikan ini berdampak signifikan terhadap pendapatan para sopir. Mereka pun mengadu ke DPRD Cianjur untuk mencari solusi atas permasalahan ini.
Sopir Truk Engkel Cianjur Mengadu ke DPRD
Rabu (25/6/2025), para sopir truk engkel Cianjur diterima oleh Wakil Ketua DPRD dari Fraksi PDI-P. Mereka menyampaikan keluhan mengenai harga pasir yang melambung tinggi dan stok yang terbatas.
Ketua Umum Forum Bersaudara Engkel Kabupaten Cianjur, Nedy, memimpin audiensi tersebut. Ia berharap DPRD dapat memfasilitasi normalisasi harga pasir.
Nedy menjelaskan, kenaikan harga pasir terjadi secara bertahap, dari Rp20.000,- hingga Rp50.000,- per engkel.
Hal ini membuat pendapatan mereka berkurang dan mempengaruhi kehidupan keluarga mereka.
Ia berharap harga pasir bisa kembali stabil, sekitar Rp350.000,- hingga Rp360.000,- per engkel.
Permintaan pasir yang tinggi dari luar daerah seperti Bogor dan Sukabumi, juga memperparah situasi.
DPRD Cianjur Akan Memfasilitasi Penyelesaian Masalah
Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur, Susilawati, menyatakan menerima aspirasi para sopir truk engkel. Pihak DPRD akan memfasilitasi pembahasan permasalahan ini.
Susilawati mengakui adanya ketidakstabilan harga pasir di berbagai lokasi penjualan. Harga bisa berubah-ubah dalam waktu singkat.
Selain itu, banyaknya truk besar dari luar daerah membuat para sopir engkel kesulitan mendapatkan pasir.
Akibatnya, stok pasir menjadi terbatas dan pembangunan di Cianjur terhambat.
Para sopir bahkan harus menunggu hingga dua hari dua malam untuk mendapatkan pasokan pasir.
Oleh karena itu, DPRD akan berupaya menormalkan harga pasir agar tidak terus meningkat drastis.
Mereka memahami bahwa para sopir truk engkel merupakan tulang punggung keluarga.
Upaya Normalisasi Harga dan Stok Pasir
Beberapa langkah yang mungkin dilakukan untuk menormalisasi harga dan stok pasir antara lain:
- Memperbanyak lokasi penjualan pasir sehingga mengurangi antrean dan persaingan. Hal ini akan membantu menstabilkan harga.
- Menetapkan harga standar pasir per engkel agar tidak terjadi disparitas harga yang signifikan antar lokasi. Ini akan memberikan kepastian harga bagi para sopir.
- Meningkatkan pengawasan distribusi pasir untuk menghindari praktik monopoli atau penimbunan yang dapat memicu kenaikan harga. Pengawasan yang ketat akan menjamin ketersediaan pasir.
- Berkoordinasi dengan pemerintah daerah terkait untuk mencari solusi jangka panjang seperti meningkatkan produksi pasir lokal atau mencari sumber alternatif pasokan pasir. Solusi jangka panjang diperlukan untuk stabilitas harga.
Kesimpulannya, permasalahan kenaikan harga pasir di Cianjur telah mendapat perhatian serius dari DPRD. Upaya normalisasi harga dan stok pasir diharapkan dapat segera terwujud untuk membantu para sopir truk engkel dan kelancaran pembangunan di daerah tersebut. Diharapkan kerjasama dari berbagai pihak untuk menyelesaikan permasalahan ini secara efektif dan berkelanjutan.