Rupiah mengawali perdagangan Kamis, 5 Juni 2025, dengan penguatan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Penguatan ini terjadi menjelang libur panjang Idul Adha 1446 H yang akan dimulai Jumat besok.
Pada pembukaan perdagangan di Jakarta, rupiah menguat 15 poin atau 0,09 persen, mencapai Rp 16.280 per dolar AS. Sebelumnya, nilai tukar rupiah berada di level Rp 16.295 per dolar AS.
Penguatan Rupiah Didorong Kebijakan Tarif Trump
Ariston Tjendra, Presiden Direktur PT Doo Financial Futures, menjelaskan bahwa penguatan rupiah dipengaruhi dampak negatif kebijakan tarif Presiden AS Donald Trump terhadap perekonomian AS.
Dampak negatif tersebut terutama terasa di sektor jasa yang selama ini lebih solid dibandingkan sektor manufaktur. Hal ini terlihat dari penurunan Purchasing Managers Index (PMI) sektor jasa pada Mei 2025.
PMI sektor jasa Mei 2025 versi Institute for Supply Management (ISM) turun menjadi 49,9, dari 51,6 pada April 2025. Penurunan ini merupakan yang pertama dalam 11 bulan terakhir.
Dengan prospek ekonomi AS yang dinilai semakin negatif, pelaku pasar membuka ekspektasi pemangkasan suku bunga acuan AS. Hal ini turut mendorong penguatan rupiah.
Tekanan terhadap Dolar AS Meningkat
Data tenaga kerja AS pekan ini, terutama data Non Farm Payrolls (NFP) Jumat, 6 Juni 2025, menjadi sorotan pasar.
Data NFP versi Automatic Data Processing (ADP) Mei 2025 menunjukkan penambahan pekerjaan hanya 37 ribu, jauh di bawah ekspektasi pasar yakni 111 ribu. Hasil ini dinilai memberi tekanan pada dolar AS.
Aris memprediksi potensi penguatan rupiah terhadap dolar AS hari ini masih menuju ke arah Rp 16.200, dengan potensi resistensi di kisaran Rp 16.300.
Presiden AS Donald Trump kembali mendesak Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell untuk memangkas suku bunga. Trump menilai Powell telah terlambat menurunkan suku bunga.
Meskipun demikian, Gubernur Fed tetap mempertahankan suku bunga acuan selama lima pertemuan terakhir. Sikap The Fed ini patut diperhatikan perkembangannya.
Libur Panjang Idul Adha 2025
Perdagangan hari ini merupakan perdagangan terakhir sebelum libur panjang Idul Adha 2025. Pemerintah Indonesia menetapkan libur nasional, cuti bersama, dan libur akhir pekan secara beruntun.
Berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri, libur Idul Adha 2025 meliputi Jumat, 6 Juni 2025 (Hari Raya Idul Adha), Sabtu dan Minggu, 7 dan 8 Juni 2025 (libur akhir pekan), dan Senin, 9 Juni 2025 (cuti bersama).
Total terdapat empat hari libur berturut-turut. Masyarakat dapat memanfaatkan waktu ini untuk berkumpul bersama keluarga dan merayakan Idul Adha.
- Jumat, 6 Juni 2025: Hari Raya Idul Adha 1446 H (libur nasional).
- Sabtu, 7 Juni 2025: Libur akhir pekan.
- Minggu, 8 Juni 2025: Libur akhir pekan.
- Senin, 9 Juni 2025: Cuti bersama Idul Adha.
Secara keseluruhan, pergerakan rupiah hari ini dipengaruhi oleh sentimen global, khususnya terkait kebijakan ekonomi AS dan ekspektasi penurunan suku bunga. Penguatan rupiah menjelang libur panjang Idul Adha patut dinantikan perkembangannya di masa mendatang. Kondisi ekonomi domestik dan global tetap perlu dipantau untuk melihat dampaknya terhadap nilai tukar rupiah.