Seniman visual Muchlis Fachri, atau Muklay, menyuarakan keprihatinannya terhadap isu kerusakan lingkungan di Raja Ampat melalui karya seninya. Ia mengunggah sebuah gambar di akun Instagram pribadinya, yang menampilkan karakter ciptaannya, Jabrik, tengah menangis dan marah di tengah keindahan Raja Ampat. Gambar tersebut dipadukan dengan visual hewan laut seperti gurita dan bulu babi.
Unggahan tersebut menjadi bentuk ekspresi artistik Muklay terkait ancaman kerusakan lingkungan di surga tersembunyi Indonesia tersebut. Muklay berharap karyanya dapat ikut menyuarakan kampanye #saverajaampat.
Keberadaan Tambang Nikel di Raja Ampat Disorot
Keberadaan tambang nikel di Raja Ampat kini menjadi sorotan publik. Video protes Greenpeace yang viral di media sosial memicu perbincangan luas tentang ancaman terhadap lingkungan Raja Ampat.
Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)/Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH) menyatakan sedang menindaklanjuti isu tersebut. Deputi Bidang Penegakan Hukum (Gakkum) KLH/BPLH juga tengah mendalami kasus ini.
Keberadaan tambang nikel dikhawatirkan berdampak buruk pada ekosistem Raja Ampat. Hal ini dapat mengancam kelestarian alam yang menjadi daya tarik utama wisata Raja Ampat.
Izin Tambang Siapa yang Berikan?
Menteri ESDM, Bahlil Lahadalia, berencana memanggil pemegang izin tambang nikel di Raja Ampat untuk evaluasi. Langkah ini diambil untuk meninjau aktivitas pertambangan yang berpotensi merusak lingkungan.
Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam, menjelaskan bahwa kewenangan pemberian dan pencabutan izin tambang nikel berada di pemerintah pusat. Hal ini membuat pemerintah daerah kesulitan untuk melakukan intervensi.
Menteri Lingkungan Hidup (MenLH), Hanif Faisol Nurofiq, juga turut berkomentar. Ia mengatakan tengah menyelidiki dugaan eksploitasi tambang nikel di Raja Ampat.
MenLH berencana segera mengunjungi Raja Ampat atau mengambil langkah hukum setelah kajian selesai. Penyelidikan ini dilakukan untuk memastikan kepatuhan terhadap regulasi lingkungan.
Menteri Lingkungan Hidup Angkat Bicara dan Respon Pemerintah
MenLH berencana mengunjungi Raja Ampat untuk melihat langsung kondisi di lapangan. Kunjungan ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran nyata terkait isu kerusakan lingkungan yang beredar.
Wakil Menteri Pariwisata (Wamenpar), Ni Luh Puspa, meminta agar kawasan alam di Raja Ampat dijaga kelestariannya. Pemerintah pusat juga telah memanggil Gubernur Papua Barat Daya untuk membahas masalah ini.
Wamenpar menekankan pentingnya menjaga kualitas wisata di Raja Ampat, bukan hanya kuantitas kunjungan. Raja Ampat diharapkan tetap menjadi destinasi wisata berkualitas tinggi yang berkelanjutan.
Pemerintah berkomitmen untuk menjaga kelestarian alam Raja Ampat. Upaya ini dilakukan untuk melindungi ekosistem dan menjaga daya tarik wisata Raja Ampat bagi wisatawan domestik dan mancanegara.
Kasus tambang nikel di Raja Ampat menyoroti pentingnya kolaborasi antara pemerintah pusat dan daerah, serta peran masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan. Semoga langkah-langkah yang diambil pemerintah dapat segera menyelesaikan masalah ini dan mencegah kerusakan lingkungan lebih lanjut di Raja Ampat. Ekspresi seni seperti karya Muklay juga menunjukkan pentingnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan.