Polemik kerusakan lingkungan di Raja Ampat akibat aktivitas pertambangan masih berlanjut, meskipun pemerintah telah mencabut beberapa Izin Usaha Pertambangan (IUP). Kerusakan yang terjadi dinilai sudah permanen dan berdampak serius pada keanekaragaman hayati serta kehidupan masyarakat setempat.
Kondisi ini menyita perhatian Max Ammer, seorang *dive master* dan pionir kegiatan selam di Raja Ampat. Dedikasi puluhan tahunnya di surga bawah laut ini mendorongnya untuk bersuara.
Suara Seorang Dive Master dari Raja Ampat
Max Ammer, *dive master* asal Belanda yang telah berkecimpung di Raja Ampat selama kurang lebih 30 tahun, menyuarakan keprihatinannya. Ia mendirikan resort selam pertama di Raja Ampat dan bekerja sama erat dengan komunitas lokal.
Ammer menegaskan bahwa ia bukan penentang pertambangan secara menyeluruh, tetapi menentang praktik pertambangan yang tidak berkelanjutan dan merusak lingkungan.
Dampak Pertambangan Nikel terhadap Ekosistem Raja Ampat
Ammer, yang juga mengutip Global Witness, mengatakan belum pernah melihat pertambangan nikel di Raja Ampat dilakukan secara berkelanjutan, terutama dalam hal ekstraksi dan penyimpanan limbah tambang.
Ia menekankan pentingnya jarak aman antara area pertambangan dengan wilayah pesisir untuk meminimalkan dampak lingkungan. Pengalamannya selama bertahun-tahun sebagai pilot di Raja Ampat telah membuatnya menyaksikan langsung kerusakan terumbu karang akibat sedimentasi dari tambang nikel di Pulau Manoram.
Kerusakan Terumbu Karang
Terumbu karang yang rusak akibat sedimentasi tambang mengancam keseimbangan ekosistem laut. Terumbu karang merupakan habitat penting bagi beragam biota laut dan berperan krusial dalam rantai makanan.
Kerusakan ini bukan hanya disebabkan oleh pertambangan, tetapi juga faktor lain seperti perubahan iklim, penangkapan ikan berlebihan, dan pariwisata yang tidak bertanggung jawab. Luas terumbu karang yang mati terus bertambah seiring bertambahnya area pertambangan nikel.
Harapan untuk Masa Depan Raja Ampat
Kekayaan nikel di Raja Ampat memang sudah diketahui luas, namun Ammer berharap agar eksploitasi sumber daya alam ini dapat dilakukan dengan bijak dan berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan pelestarian lingkungan.
Raja Ampat bukan hanya menyimpan kekayaan mineral, tetapi juga merupakan surga biodiversitas yang tak ternilai harganya. Perlu komitmen kuat dari berbagai pihak untuk memastikan kelestariannya untuk generasi mendatang.
Kisah Max Ammer menjadi pengingat penting akan perlunya keseimbangan antara pembangunan ekonomi dan kelestarian lingkungan. Raja Ampat, dengan keindahan alam bawah lautnya yang luar biasa, harus tetap lestari dan terjaga untuk generasi mendatang. Perlu adanya pengawasan ketat dan penerapan praktik pertambangan yang berkelanjutan untuk mencegah kerusakan lingkungan yang lebih parah.