Legenda MotoGP, Valentino Rossi, menyimpan penyesalan mendalam terkait dua momen krusial dalam kariernya yang gemilang. Salah satu penyesalan terbesarnya adalah kegagalan meraih gelar juara dunia pada musim 2015. Meskipun telah meraih sembilan gelar juara, termasuk tujuh titel di kelas premier, Rossi mengakui bahwa MotoGP 2015 meninggalkan luka yang tak mudah terobati.
Persaingan sengit dengan Jorge Lorenzo dan Marc Marquez pada musim tersebut menjadi penyebab utama kegagalannya. Serangkaian insiden dan kontroversi mewarnai balapan, puncaknya di GP Malaysia dan Valencia yang menentukan.
Musim 2015: Drama Phillip Island Hingga Valencia yang Pahit
Insiden di Phillip Island, Australia, menjadi awal mula drama. Tuduhan Rossi terhadap Marquez yang dianggap sengaja membantu Lorenzo memanaskan suasana. Rossi finis keempat di Phillip Island, melemahkan posisinya di klasemen.
Tuduhan tersebut berbuntut panjang. Di GP Malaysia, Rossi dan Marquez terlibat insiden di lintasan, berujung hukuman penalti start dari posisi terakhir bagi Rossi di balapan terakhir di Valencia.
Meskipun memulai balapan dari posisi belakang, Rossi berjuang keras. Ia berhasil melewati 22 pembalap dan finis keempat. Namun, usaha gigihnya tak cukup untuk mengalahkan Lorenzo yang menjadi juara dunia dengan keunggulan lima poin.
Rossi mengakui, balapan terakhir di Valencia 2015 merupakan penyesalan terbesar dalam kariernya. Ia meyakini, kesempatan untuk merebut gelar juara dunia saat itu ada di genggamannya.
Grand Prix Valencia 2006: Kecelakaan yang Merenggut Gelar Juara
Selain MotoGP 2015, Rossi juga mengingat Grand Prix Valencia 2006 sebagai momen penting yang penuh penyesalan. Saat itu, Rossi memasuki balapan terakhir dengan keunggulan delapan poin atas Nicky Hayden.
Namun, sebuah kecelakaan di lap pembuka mengubah segalanya. Meskipun berhasil melanjutkan balapan dan meraih beberapa poin, gelar juara dunia tetap jatuh ke tangan Hayden.
Rossi mengungkapkan keinginannya untuk dapat mengulang balapan tersebut. Ia merasa mampu untuk menghindari kecelakaan dan keluar sebagai pemenang. Kejadian ini seakan menjadi pelajaran berharga dalam perjalanan kariernya.
Warisan Legenda dan Pelajaran Berharga
Meskipun merasakan penyesalan, Rossi tetap menjadi legenda MotoGP yang tak terbantahkan. Sembilan gelar juara dunia menjadi bukti nyata kemampuan dan dedikasinya selama 26 tahun berkarier di ajang balap motor kelas dunia.
Dua momen penyesalan ini, musim 2015 dan Valencia 2006, bukan hanya sekadar catatan sejarah. Kisah ini memberikan pelajaran berharga tentang bagaimana persaingan yang ketat dan takdir dapat menentukan nasib seorang pembalap.
Rossi mengajarkan kita tentang keuletan, kegigihan, dan bagaimana menghadapi kegagalan. Kisah-kisahnya akan terus menginspirasi generasi pembalap berikutnya untuk berjuang mencapai puncak prestasi.