Aktor Nicholas Saputra, dikenal dengan perannya yang ikonik di dunia perfilman Indonesia, ternyata juga memiliki strategi keuangan yang patut diacungi jempol. Ia berhasil membangun kehidupan yang stabil dan terhindar dari masalah finansial, meskipun bekerja di industri film yang terkenal fluktuatif. Rahasianya? Kombinasi antara disiplin diri yang tinggi, pengelolaan keuangan yang cermat, dan investasi jangka panjang. Berikut uraian selengkapnya mengenai strategi keuangan ala Nicholas Saputra.
Tidak memiliki penghasilan tetap seperti karyawan kantoran, Nicholas Saputra harus pandai mengelola pendapatannya yang tidak menentu. Ia mengaku harus secara aktif “menggaji” dirinya sendiri setiap bulan dari hasil pengelolaan keuangan yang terencana.
Strategi Investasi Konservatif untuk Kehidupan yang Stabil
Nicholas Saputra menekankan pentingnya strategi investasi konservatif dalam menghadapi ketidakstabilan penghasilan di dunia perfilman. Ia memilih investasi yang minim risiko dan berjangka panjang sebagai pondasi keuangannya.
Investasi ini berfungsi sebagai penyangga ketika pendapatannya sedang menurun atau nihil. Hal ini memberikan ketenangan finansial dan menghindari risiko kebangkrutan.
Mengendalikan Pengeluaran: Prioritaskan Kebutuhan, Bukan Keinginan
Rahasia utama keberhasilan Nicholas dalam mengatur keuangan adalah kemampuannya dalam mengendalikan pengeluaran. Ia hanya mengalokasikan sekitar 20-25 persen dari penghasilannya untuk kebutuhan sehari-hari.
Sisanya, ia tabung untuk dana darurat, investasi, dan sumber pendapatan pasif (passive income). Strategi ini sangat penting, terutama di usia muda ketika beban hidup masih relatif ringan.
Seiring bertambahnya usia dan kebutuhan yang meningkat, Nicholas tetap menekankan pentingnya menahan gaya hidup dan memprioritaskan kenyamanan jangka panjang. Menurutnya, latihan menekan keinginan dan mendahulukan kebutuhan adalah kunci. Hal ini perlu dilakukan sedini mungkin.
Pengalaman Bisnis dan Risiko Keuangan
Meskipun dikenal bijaksana dalam mengelola keuangan, Nicholas Saputra mengakui pernah mengalami kegagalan bisnis, baik di bidang investasi maupun usaha lainnya.
Namun, ia selalu berupaya meminimalkan risiko dengan pendekatan konservatif. Bahkan ketika terjun ke berbagai sektor usaha, ia tetap selektif dan memperhitungkan kapasitasnya secara matang.
Ia pernah mengalami kegagalan di bisnis F&B, namun berhasil bangkit dan kini mengelola lima bisnis berbeda di luar dunia film, meliputi production house, pariwisata, dan akomodasi. Hal ini menunjukan keuletannya dalam membangun usaha.
Nicholas menekankan pentingnya memberikan perhatian penuh dan komitmen pada setiap bisnis yang dijalankan, bukan hanya sekedar berinvestasi. Hal ini kunci keberhasilan dalam dunia bisnis.
Definisi Kemewahan Ala Nicholas Saputra: Ketenangan Finansial
Berbeda dengan persepsi umum tentang gaya hidup selebriti, Nicholas Saputra menghindari pengeluaran impulsif demi “kemewahan” semu.
Baginya, kemewahan sejati adalah kebebasan finansial untuk menikmati waktu luang tanpa harus merasa khawatir tentang uang. Bepergian (travelling) menjadi salah satu bentuk reward bagi dirinya, tetapi tetap direncanakan dengan matang.
Nicholas tidak menilai ada benar atau salah dalam hal kemewahan. Menurutnya, mampu bersantai dan melakukan hal-hal yang disukai adalah bentuk kemewahan sesungguhnya.
Ia mengingatkan agar tidak terburu-buru menaikkan gaya hidup, karena menurunkan standar hidup yang sudah terbiasa itu jauh lebih sulit, bahkan berdampak pada kondisi mental.
Kesimpulannya, strategi keuangan Nicholas Saputra mengajarkan kita pentingnya disiplin, perencanaan yang matang, dan investasi jangka panjang. Dengan mengendalikan pengeluaran dan memprioritaskan kebutuhan, kita dapat membangun kehidupan finansial yang stabil dan mencapai kebebasan finansial yang sesungguhnya, bukan sekedar mengejar gaya hidup mewah yang konsumtif. Keberhasilannya dalam dunia bisnis juga membuktikan bahwa komitmen dan perencanaan yang baik adalah kunci untuk mengatasi risiko dan meraih kesuksesan.