Kata “cuan,” yang populer di kalangan anak muda Indonesia untuk menggambarkan keuntungan, memiliki asal-usul yang menarik. Istilah ini mencerminkan bagaimana bahasa gaul terus berevolusi, dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk media sosial dan pertukaran budaya. Pemahaman asal-usul kata ini memberikan wawasan lebih dalam tentang dinamika bahasa Indonesia modern.
Bahasa gaul, seperti “cuan,” merupakan cermin kreativitas generasi muda dalam mengekspresikan diri. Penggunaan bahasa gaul tidak perlu dikhawatirkan, menurut Dr. Untung Yuwono, dosen Departemen Ilmu Linguistik FIB UI. Ia menyatakan bahwa ini adalah bentuk kreativitas berbahasa yang wajar.
Asal Usul Kata “Cuan” dari Bahasa Mandarin
Kata “cuan,” yang berarti keuntungan atau uang, berakar pada bahasa Mandarin. Lebih tepatnya, berasal dari frasa “Ta Cuan,” di mana “Ta” berarti besar dan “Cuan” berarti keuntungan. Penggunaan kata “cuan” dalam konteks ini menekankan suatu keuntungan yang signifikan.
Istilah ini, menurut sumber seperti buku “Fundamental VS Technical: Which Side are You in?” dan situs yabla.com, sering dieja “tsuan” dalam bahasa Mandarin. Kata ini lazim digunakan dalam dunia bisnis untuk merujuk pada keuntungan finansial.
Meskipun bukan kata baku dalam bahasa Mandarin, “cuan” dipahami secara luas sebagai istilah gaul untuk menggambarkan keuntungan finansial, terutama dalam konteks bisnis, investasi, atau transaksi moneter. Artinya hampir setara dengan kata “laba” atau “keuntungan” dalam bahasa Indonesia baku.
Bahasa Gaul Angka dalam Bahasa Mandarin
Selain “cuan,” beberapa istilah angka dalam bahasa Mandarin juga menjadi bahasa gaul yang unik. Penggunaan angka-angka ini sebagai pengganti frasa tertentu menunjukkan kekayaan dan fleksibilitas bahasa Mandarin. Berikut beberapa contohnya:
996 (加班文化, Jiā Bān Wén Huà) – Budaya Kerja 996
Istilah “996” merujuk pada budaya kerja di China yang menuntut kerja dari jam 9 pagi hingga 9 malam, selama 6 hari seminggu. Istilah ini sering digunakan untuk menyindir atau bercanda tentang beban kerja yang berlebihan.
886 (拜拜啦, Bāi Bāi La) – Bye-Bye
Angka “886” dalam bahasa Mandarin berbunyi mirip dengan “bye-bye” dalam bahasa Inggris. Istilah ini digunakan untuk mengucapkan selamat tinggal secara santai dan informal.
233 (笑到抽筋, Xiào Dào Chōu Jīn) – Tertawa Terbahak-bahak
“233” merupakan ungkapan tertawa lepas atau terbahak-bahak dalam bahasa gaul Mandarin. Mirip dengan “LOL” (laugh out loud) dalam bahasa Inggris.
250 (二百五, Èr Bǎi Wǔ) – Bodoh
Angka “250” digunakan sebagai istilah gaul untuk menyebut seseorang bodoh. Namun, istilah ini memiliki konotasi negatif dan umumnya digunakan di antara orang-orang yang dekat.
555 (呜呜呜, Wū Wū Wū) – Menangis
“555” menyerupai suara tangisan dalam bahasa Mandarin. Oleh karena itu, istilah ini digunakan untuk menyatakan kesedihan atau bercanda mengenai hal-hal yang mengharukan.
Kesimpulan: “Cuan” sebagai Refleksi Bahasa Gaul Modern
Kata “cuan” bukan hanya sekadar istilah gaul, tetapi juga mencerminkan bagaimana bahasa beradaptasi dan berevolusi. Penggunaan kata ini, bersama dengan bahasa gaul angka dari bahasa Mandarin, menunjukkan dinamika bahasa Indonesia yang kaya dan terus berkembang seiring dengan pertukaran budaya dan pengaruh media sosial. Memahami asal-usul kata ini membantu kita memahami perkembangan bahasa gaul dan perannya dalam masyarakat modern. Ke depannya, akan semakin banyak istilah-istilah baru yang muncul, mencerminkan perkembangan bahasa dan budaya di Indonesia.