PT Pupuk Indonesia (Persero) kembali menorehkan prestasi membanggakan di kancah internasional. Perusahaan pupuk pelat merah ini berhasil masuk dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 (FSEA500) 2025, sebuah daftar bergengsi yang mencatatkan 500 perusahaan terbesar di Asia Tenggara berdasarkan pendapatan tahun fiskal 2024.
Posisi Pupuk Indonesia tahun ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya. Perusahaan berhasil menduduki peringkat ke-69, naik dua peringkat dari posisi ke-71 di tahun 2024. Kenaikan peringkat ini didorong oleh pendapatan audited yang mencapai angka Rp 81,6 triliun.
Kinerja Keuangan yang Solid dan Kepercayaan Publik
Vice President Komunikasi Korporat Pupuk Indonesia, Cindy Sistyarani, menyatakan bahwa masuknya Pupuk Indonesia dalam FSEA500 2025 bukan sekadar indikator kinerja keuangan semata.
Pencapaian ini juga menunjukkan tingginya kepercayaan publik terhadap perusahaan. Kepercayaan tersebut didasarkan pada konsistensi Pupuk Indonesia dalam menjaga fundamental bisnis secara bertanggung jawab dan berkelanjutan.
Prestasi ini semakin mengukuhkan posisi Pupuk Indonesia sebagai BUMN strategis yang adaptif, efisien, dan berdaya saing global. Hal ini menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan dan peningkatan kesejahteraan petani.
Strategi Efisiensi dan Inovasi Teknologi
Pupuk Indonesia konsisten memperkuat fundamental perusahaan melalui efisiensi dan inovasi. Salah satu fokus utama adalah revitalisasi fasilitas produksi secara bertahap.
Penerapan teknologi industri 4.0 seperti integrasi sistem big data dan Internet of Things (IoT) juga dimaksimalkan. Lebih dari 32 ribu sensor telah terpasang di 48 fasilitas produksi untuk mendukung pemantauan real-time.
Revitalisasi pabrik, misalnya pembangunan pabrik Pusri III-B, diharapkan dapat menurunkan konsumsi gas hingga 32 MMBTU/ton menjadi 21,7 MMBTU/ton. Potensi efisiensi biaya mencapai Rp 1,5 triliun per tahun.
Revitalisasi Pabrik Pusri III-B: Langkah Menuju Efisiensi Maksimal
Pembangunan pabrik Pusri III-B merupakan contoh nyata komitmen Pupuk Indonesia dalam meningkatkan efisiensi. Pabrik baru ini akan menggantikan pabrik lama yang boros energi.
Dengan penghematan energi yang signifikan, Pupuk Indonesia berupaya meningkatkan daya saing dan produktivitas industri pupuk nasional. Efisiensi ini bukan hanya soal penghematan biaya, tetapi juga menciptakan proses kerja yang lebih cerdas dan berkelanjutan.
Digitalisasi dan Diversifikasi Bisnis untuk Keberlanjutan
Di sektor distribusi, Pupuk Indonesia memanfaatkan platform digital i-Pubers. Platform ini digunakan di lebih dari 26 ribu kios resmi untuk memastikan penyaluran pupuk subsidi yang efektif dan akuntabel.
Selain itu, Pupuk Indonesia juga melakukan diversifikasi bisnis. Salah satunya adalah pembangunan pabrik soda ash pertama di Indonesia melalui Pupuk Kalimantan Timur.
Pabrik dengan kapasitas 300 ribu ton per tahun ini akan mendukung produksi bahan baku penting bagi berbagai industri, seperti kaca, kertas, deterjen, dan tekstil. Ini merupakan langkah strategis dalam menciptakan nilai tambah jangka panjang.
Komitmen terhadap lingkungan juga tercermin dalam proyek-proyek energi bersih. Pupuk Indonesia mengembangkan green ammonia melalui Petrokimia Gresik dan proyek Green Ammonia Initiative from Aceh (GAIA) di Pupuk Iskandar Muda.
Pembangunan kawasan industri pupuk di Fakfak, Papua Barat, juga bertujuan untuk memperkuat distribusi pupuk di kawasan timur Indonesia dan membuka pusat pertumbuhan ekonomi baru yang berkelanjutan.
Secara keseluruhan, masuknya Pupuk Indonesia dalam daftar Fortune Southeast Asia 500 2025 menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi bisnis yang berkelanjutan dan berorientasi pada peningkatan kesejahteraan petani serta perekonomian nasional. Komitmen terhadap efisiensi, inovasi, dan diversifikasi bisnis menjadi kunci keberhasilan Pupuk Indonesia dalam menghadapi tantangan global dan terus berkontribusi bagi ketahanan pangan Indonesia.