Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini melakukan percakapan telepon dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump. Momen tersebut dibagikan Prabowo melalui unggahan di akun Instagram resmi @prabowo, menampilkan dirinya sedang bertelepon dengan Trump di ruang kerjanya.
Percakapan ini terjadi di tengah negosiasi tarif impor antara Indonesia dan AS. Negosiasi tersebut telah berlangsung sejak pertengahan April, setelah AS mengumumkan tarif resiprokal yang membebani ekspor Indonesia hingga 32%.
Negosiasi Tarif Impor Indonesia-AS
Negosiasi tarif impor antara Indonesia dan AS terus berlanjut. Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto, yang memimpin proses negosiasi, menyatakan bahwa tim teknis terus bertukar informasi.
Pemerintah Indonesia telah menandatangani perjanjian kerahasiaan (NDA) pada akhir kunjungan ke AS bulan lalu. Kesepakatan ini mengharuskan kedua negara untuk tidak mempublikasikan detail negosiasi yang sedang berlangsung.
Tawaran Indonesia untuk Menyeimbangkan Neraca Perdagangan
Tawaran utama Indonesia untuk menurunkan tarif impor adalah menyeimbangkan neraca perdagangan dengan AS. Indonesia bersedia mengurangi surplus perdagangannya dengan meningkatkan volume impor barang dari AS.
Komoditas yang dipertimbangkan untuk diimpor dari AS meliputi minyak dan gas, serta produk pertanian seperti gandum dan kedelai. Indonesia juga berkomitmen untuk memfasilitasi perusahaan AS yang beroperasi di Indonesia.
Fasilitasi tersebut mencakup kemudahan perizinan dan insentif bagi perusahaan AS. Indonesia juga menawarkan akses ke mineral kritis dan mempermudah regulasi impor, termasuk produk hortikultura. Kerja sama investasi antar perusahaan kedua negara (B to B) juga akan didorong.
Upaya Diplomasi dan Komunikasi Langsung
Percakapan telepon langsung antara Presiden Prabowo dan Presiden Trump menunjukkan upaya diplomasi tingkat tinggi dalam menyelesaikan negosiasi ini.
Meskipun detail negosiasi dirahasiakan, komunikasi langsung antar pemimpin negara menunjukkan komitmen kuat untuk mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan.
Pembicaraan ini diharapkan dapat mempercepat penyelesaian negosiasi dan mengurangi dampak negatif tarif impor terhadap ekspor Indonesia ke AS.
Secara keseluruhan, negosiasi tarif impor antara Indonesia dan AS masih berlangsung. Komunikasi tingkat tinggi, seperti percakapan telepon antara kedua presiden, menunjukkan keseriusan kedua negara dalam mencari solusi. Tawaran Indonesia yang berfokus pada penyeimbangan neraca perdagangan dan fasilitasi investasi diharapkan dapat menghasilkan kesepakatan yang menguntungkan bagi kedua belah pihak.