Presiden Prabowo Subianto baru-baru ini menyampaikan pidato dalam Saint Petersburg International Economic Forum (SPIEF) 2025 di Rusia. Kehadirannya sebagai pembicara utama disambut hangat oleh para pemimpin dunia, termasuk Presiden Vladimir Putin.
Pidato tersebut menandai partisipasi pertama Presiden Prabowo dalam forum ekonomi internasional sejak dilantik pada Oktober 2024. Keunikan momen ini ditandai dengan pengakuan jujur Prabowo tentang rasa gugupnya yang justru disambut aplaus meriah.
Pengakuan Gugup yang Mencuri Perhatian
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo terlebih dahulu menyapa para pemimpin negara yang hadir, termasuk Presiden Putin, Pangeran Bahrain Nasser bin Hamad Al-Khalifa, Wakil Perdana Menteri China Ding Xuexiang, dan Wakil Presiden Afrika Selatan Paul Mashatile.
Ia kemudian mengungkapkan rasa gugupnya, mengingat ini adalah forum ekonomi internasional pertamanya sebagai Presiden RI. Reaksi spontan dan jujur ini justru disambut tepuk tangan meriah dari seluruh hadirin.
Kerja Sama Damai dan Potensi Ekonomi Indonesia
Presiden Prabowo menekankan pentingnya membangun kerja sama damai di tengah situasi geopolitik yang kompleks. Indonesia, menurutnya, melihat SPIEF 2025 sebagai kesempatan untuk membangun kepercayaan strategis dan menjalin kesepakatan yang saling menguntungkan.
Ia juga memaparkan potensi ekonomi Indonesia yang besar. Prabowo menyinggung kerja sama ekonomi dengan Rusia, termasuk negosiasi perdagangan dan investasi, serta upaya Indonesia untuk bergabung dengan organisasi ekonomi internasional seperti CEPA Uni Eurasia, CPTPP, CEPA dengan UE, dan OECD.
Indonesia, dengan populasi terbesar keempat di dunia, memiliki peluang dan tantangan yang besar. Pertumbuhan penduduk sekitar lima juta jiwa setiap tahunnya membutuhkan solusi inovatif dalam penyediaan pangan, pendidikan, dan layanan kesehatan.
Tantangan dan Peluang bagi Indonesia
Presiden Prabowo juga menyoroti jumlah penduduk Indonesia yang terus bertambah. Setiap tahun, sekitar lima juta bayi lahir, setara dengan populasi Singapura.
Hal ini, menurutnya, merupakan tantangan besar bagi pemerintah untuk menyediakan kebutuhan dasar seperti pangan, pendidikan, dan kesehatan bagi seluruh warga negara. Namun, di sisi lain, jumlah penduduk yang besar juga menjadi peluang besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Indonesia, kaya akan sumber daya alam seperti hutan, mineral, dan komoditas penting lainnya, memiliki potensi untuk berkembang pesat. Pemerintah, menurut Prabowo, memiliki tugas utama untuk melindungi rakyat dari kelaparan, kemiskinan, dan penderitaan.
Moderator SPIEF 2025 bahkan sampai meragukan pernyataan Prabowo tentang rasa gugupnya. Hal ini dikarenakan presentasi Presiden Prabowo yang disampaikan dalam bahasa Inggris dinilai lugas dan terampil.
Kehadiran Presiden Prabowo di SPIEF 2025 merupakan momen penting bagi Indonesia untuk memperkuat hubungan internasional dan mempromosikan potensi ekonominya di kancah global. Pengakuan jujurnya tentang rasa gugup justru menunjukkan sisi humanis yang dapat diterima baik oleh hadirin internasional.
Pidato tersebut bukan hanya sekadar penyampaian informasi, tetapi juga menunjukkan komitmen Indonesia dalam membangun kerja sama yang saling menguntungkan dan berkelanjutan di masa depan.