Mimpi Chile untuk tampil di Piala Dunia 2026 telah sirna. Kekalahan 0-2 dari Bolivia pada laga kualifikasi zona CONMEBOL, Rabu (11/6/2025), memastikan kegagalan mereka untuk ketiga kalinya berturut-turut.
Hasil ini menempatkan Chile di dasar klasemen dengan peluang lolos yang sudah tertutup. Kapten tim, Alexis Sanchez, pun tak mampu menyembunyikan kekecewaannya yang mendalam.
Kegagalan Pahit Chile di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Dengan hanya dua pertandingan tersisa, Chile maksimal hanya bisa meraih 16 poin. Angka ini jauh dari cukup untuk menembus peringkat tujuh, yang berhak atas tiket play-off interkonfederasi.
Enam tim teratas di zona CONMEBOL akan otomatis lolos ke Piala Dunia 2026. Kegagalan ini semakin menyakitkan karena Chile juga absen di Piala Dunia 2018 dan 2022.
Kesedihan Alexis Sanchez dan ‘Generasi Emas’ yang Pudar
Alexis Sanchez, yang kini berusia 36 tahun, mengungkapkan kesedihannya yang mendalam. Ia merasa bertanggung jawab atas kegagalan tim.
Pemain veteran ini meminta maaf kepada seluruh rakyat Chile atas hasil buruk tersebut. Pernyataan tersebut disampaikan melalui wawancara dengan ESPN.
Sanchez merupakan bagian dari “generasi emas” Chile yang menjuarai Copa América 2015 dan 2016. Namun, generasi tersebut gagal membawa Chile ke Piala Dunia.
Harapan di Masa Depan: Regenerasi Timnas Chile
Meskipun mengakui kegagalan generasi emas, Sanchez tetap optimis menatap masa depan. Ia menekankan pentingnya kerja keras untuk membangun tim yang lebih kuat.
Dengan 167 caps bersama Timnas Chile, Sanchez menyadari bahwa ia merupakan salah satu pemain senior tersisa dari era kejayaan tersebut.
Ia berharap regenerasi tim dapat segera terwujud untuk mengembalikan kejayaan sepak bola Chile di kancah internasional.
Tantangan besar kini dihadapi Chile, yaitu membangun kembali tim nasional yang kompetitif dan mampu bersaing di kancah internasional. Proses ini membutuhkan waktu, kesabaran, dan komitmen dari semua pihak yang terlibat.
Kegagalan ini menjadi pelajaran berharga bagi sepak bola Chile untuk melakukan evaluasi menyeluruh, mulai dari pembinaan usia muda hingga strategi permainan. Semoga kegagalan ini dapat menjadi batu loncatan bagi kebangkitan sepak bola Chile di masa depan.
Pernyataan Sanchez yang merasa bertanggung jawab dan meminta maaf kepada rakyat Chile menunjukkan rasa kepemimpinan dan tanggung jawabnya sebagai kapten tim. Hal ini patut diapresiasi meskipun tim gagal mencapai target.
Generasi emas memang telah berlalu, namun semangat dan kerja keras tetap diperlukan untuk membangun masa depan sepak bola Chile. Semoga Chile dapat kembali berjaya di pentas dunia.