Pemerintah Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, mengeluarkan imbauan penting bagi wisatawan yang hendak mengunjungi Gunung Bromo. Imbauan ini menekankan larangan penggunaan sepeda motor matic di kawasan wisata tersebut. Keputusan ini diambil sebagai upaya pencegahan kecelakaan mengingat beberapa insiden sebelumnya yang melibatkan kendaraan matic di jalur Gunung Bromo yang dikenal menantang.
Imbauan tersebut disampaikan menjelang libur panjang dan perayaan Yadnya Kasada, periode yang biasanya diramaikan oleh banyak wisatawan. Pihak berwenang berharap langkah ini dapat meningkatkan keselamatan dan kenyamanan para pengunjung.
Bahaya Motor Matic di Bromo
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Probolinggo, Edy Suryanto, menjelaskan alasan di balik imbauan tersebut. Ia menyebutkan bahwa motor matic dinilai kurang ideal untuk medan Gunung Bromo yang terjal dan berliku.
Sistem pengereman dan traksi roda pada motor matic dianggap kurang stabil saat menghadapi tanjakan dan turunan ekstrem, serta tikungan tajam. Hal ini meningkatkan risiko kecelakaan yang dapat berujung pada luka berat bahkan kematian.
Sebagai bentuk sosialisasi, sejumlah banner telah dipasang di wilayah Kecamatan Sukapura. Banner tersebut secara jelas menginformasikan larangan penggunaan motor matic di jalur menuju dan menuruni Gunung Bromo.
Lonjakan Wisatawan dan Upaya Pencegahan Kecelakaan
Libur panjang dan perayaan Yadnya Kasada diperkirakan akan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan ke Gunung Bromo. Oleh karena itu, imbauan ini dinilai sangat penting untuk diterapkan.
Pemasangan banner di titik-titik strategis bertujuan untuk memastikan pesan keselamatan sampai kepada seluruh pengunjung. Dishub Kabupaten Probolinggo berharap imbauan ini dapat dipatuhi.
Edy Suryanto menekankan bahwa tujuan utama imbauan ini adalah untuk mencegah kecelakaan lalu lintas. Keselamatan wisatawan menjadi prioritas utama.
Data Kunjungan Wisatawan dan Kuota Pengunjung
Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) mencatat lonjakan jumlah wisatawan selama libur panjang Kenaikan Yesus Kristus. Dari tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 2025, tercatat 11.735 wisatawan mengunjungi Gunung Bromo.
Jumlah tersebut terdiri dari 11.383 wisatawan nusantara dan 352 wisatawan mancanegara. Puncak kunjungan terjadi pada 30 Mei 2025 dengan total 4.171 wisatawan.
TNBTS juga menetapkan kuota kunjungan untuk Gunung Bromo, yaitu 2.752 orang pada hari biasa. Namun, kuota tersebut ditambah 2.000 orang selama long weekend, khususnya untuk menyaksikan sunrise.
Kuota untuk destinasi wisata lain seperti Ranu Regulo (500 orang per hari) dan Ranu Kumbolo (200 orang per hari) tetap normal. Hal ini disesuaikan dengan kapasitas dan daya dukung masing-masing lokasi.
Dari tanggal 29 Mei hingga 1 Juni 2025, Ranu Regulo dikunjungi 944 wisatawan, sementara Ranu Kumbolo dikunjungi 428 wisatawan. Pengelolaan kuota ini bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan kenyamanan pengunjung.
Dengan adanya imbauan larangan penggunaan motor matic dan pengaturan kuota pengunjung, diharapkan kunjungan wisata ke Gunung Bromo tetap aman dan nyaman bagi semua pihak. Semoga langkah-langkah ini dapat meminimalisir risiko kecelakaan dan menjaga kelestarian lingkungan di kawasan wisata tersebut.