Optimisme menyelimuti pasar saham global, termasuk Indonesia. Pertemuan antara pejabat tinggi Amerika Serikat (AS) dan China di London memberikan sentimen positif yang mendorong bursa saham Asia dan global menguat. Head of Retail Research BNI Sekuritas, Fanny Suherman, pun memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akan mengikuti tren positif tersebut.
Pertemuan yang menghasilkan optimisme ini diharapkan mampu mendorong IHSG untuk melanjutkan penguatannya. Namun, Fanny menekankan pentingnya IHSG mempertahankan level support di angka 7.050.
Pertemuan AS-China: Titik Balik bagi IHSG?
Pertemuan antara perwakilan AS dan China di London menghasilkan angin segar bagi pasar saham global. Delegasi AS dipimpin oleh Menteri Keuangan Scott Bessent, Menteri Perdagangan Howard Lutnick, dan Perwakilan Dagang Jamieson Greer.
Sementara itu, China diwakili oleh Wakil Perdana Menteri He Lifeng. Diskusi difokuskan pada komitmen China untuk mengekspor kembali mineral penting.
Direktur Dewan Ekonomi Nasional AS, Kevin Hassett, menyatakan harapan agar kesepakatan yang dicapai dapat melonggarkan kontrol ekspor AS dan mendorong China mengirimkan kembali mineral langka dalam jumlah besar. Pembicaraan akan berlanjut.
Data Ekonomi China dan Negosiasi Indonesia-AS
Selain pertemuan AS-China, sejumlah faktor lain juga akan mempengaruhi pergerakan IHSG. China akan merilis data inflasi konsumen dan grosir untuk Mei 2025.
Data tersebut akan menjadi perhatian pelaku pasar. Di dalam negeri, Indonesia menantikan kelanjutan negosiasi perdagangan dengan AS di Washington DC.
Indonesia telah mengajukan proposal negosiasi tarif, hambatan non-tarif, perdagangan digital, aturan asal barang, serta isu keamanan ekonomi dan nasional.
Sentimen Positif dan Analisis Pergerakan Bursa Global
Realisi investasi dalam negeri juga turut memberikan sentimen positif bagi pasar. Rencana investasi tersebut diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kinerja IHSG.
Pergerakan bursa saham global pada Senin (9/6) menunjukkan tren yang beragam. Bursa saham Eropa mayoritas melemah, sementara Wall Street mayoritas menguat.
Indeks Dow Jones turun sedikit, sementara Nasdaq dan S&P 500 menunjukan peningkatan. Perbedaan pergerakan ini menunjukkan kompleksitas faktor yang mempengaruhi pasar saham global.
Meskipun bursa Eropa melemah, penguatan di Wall Street dan optimisme dari pertemuan AS-China memberikan sinyal positif untuk IHSG.
Ketahanan IHSG di atas level support 7.050 menjadi kunci keberhasilan rebound. Faktor-faktor domestik seperti negosiasi perdagangan dengan AS dan rencana investasi juga akan turut memengaruhi pergerakan IHSG ke depannya.
Secara keseluruhan, prospek IHSG tampak cukup menjanjikan, meskipun tetap perlu diwaspadai berbagai potensi volatilitas pasar. Pemantauan yang cermat terhadap perkembangan ekonomi global dan domestik sangat penting untuk mengambil keputusan investasi yang tepat.
Kesimpulannya, IHSG memiliki potensi untuk melanjutkan penguatannya, terutama jika mampu mempertahankan support di level 7.050. Pertemuan AS-China, data ekonomi China, negosiasi dagang Indonesia-AS, dan rencana investasi domestik akan menjadi faktor penentu pergerakan indeks ke depan. Kehati-hatian dan analisis yang komprehensif tetap menjadi kunci dalam berinvestasi di pasar saham.