Sebuah kasus penganiayaan terhadap balita berusia dua tahun menggemparkan Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing), Riau. Pelaku penganiayaan adalah pasangan suami istri, AY (28) dan YG (24), yang diketahui sebagai pengasuh korban.
Awalnya, kedua pelaku memberi keterangan palsu kepada orang tua korban. Mereka mengklaim balita tersebut mengalami kecelakaan. Namun, kejanggalan ditemukan pihak medis yang menangani korban di rumah sakit.
Kronologi Kasus Penganiayaan
Ibu korban menghubungi pelaku setelah mendapat kabar anaknya dilarikan ke rumah sakit. Namun, saat bertemu di rumah sakit, ibu korban curiga atas keterangan pelaku.
Dokter yang memeriksa korban juga menemukan kejanggalan. Korban menunjukkan bekas memar yang tidak konsisten dengan cerita kecelakaan yang disampaikan pelaku.
Kecurigaan ini kemudian dilaporkan ke pihak kepolisian. Atas izin ibu korban, autopsi dilakukan dan hasilnya menunjukkan adanya bekas kekerasan fisik pada tubuh balita tersebut.
Pasangan Suami Istri Ditetapkan Sebagai Tersangka
Polisi langsung mengamankan AY dan YG. Keduanya kemudian ditetapkan sebagai tersangka atas kasus penganiayaan terhadap anak di bawah umur.
Kapolres Kuansing, AKBP Angga F Herlambang, mengungkapkan tindakan keji yang dilakukan pasangan tersebut.
Tindakan Keji Pelaku
Tidak hanya melakukan kekerasan fisik, AY dan YG juga mengikat tangan dan kaki korban, serta menutup mulutnya dengan lakban.
Parahnya lagi, mereka merekam aksi keji tersebut sambil tertawa. Video tersebut menjadi bukti kuat atas kejahatan yang mereka lakukan.
Dalam video tersebut, terlihat AY mencium kening korban setelah mengikatnya. Sementara YG merekam kejadian tersebut sambil tertawa.
Bukti Video dan Motif Penganiayaan
Video penganiayaan yang direkam pelaku menjadi bukti kuat kejahatan mereka. Motif di balik penganiayaan tersebut masih dalam penyelidikan.
Namun, tindakan sadis yang dilakukan AY dan YG terhadap balita yang seharusnya mereka asuh dan rawat menimbulkan kemarahan publik.
Kasus ini menyoroti pentingnya seleksi ketat bagi pengasuh anak dan pengawasan yang lebih intensif untuk mencegah kejadian serupa terulang.
Polisi terus mendalami kasus ini untuk mengungkap seluruh rangkaian peristiwa dan motif di balik penganiayaan tersebut. Proses hukum akan terus berjalan untuk memberikan keadilan bagi korban.
Kejadian ini menjadi peringatan bagi kita semua tentang pentingnya perlindungan anak dan tanggung jawab kita dalam menjaga keselamatan mereka. Semoga kasus ini menjadi pelajaran berharga agar kejadian serupa tidak terulang kembali.