Tragedi meninggalnya Jovita Diva Prabudawardani (21), mahasiswi Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU) yang baru saja lulus, mengguncang kampus dan masyarakat Kudus. Jovita ditemukan meninggal dunia setelah terjatuh dari Puncak Natas Angin Gunung Muria, Kabupaten Kudus. Kejadian ini menyisakan duka mendalam bagi keluarga, teman, dan civitas akademika UMKU.
Informasi meninggalnya Jovita pertama kali disampaikan oleh Kepala Biro Humas dan Admisi UMKU, Moh Aris Prasetiyanto. “Barusan kami mendapatkan informasi bahwa bersangkutan meninggal dunia. Ini sudah ditemukan dan sekarang proses evakuasi,” ujar Aris, seperti dikutip detikJateng, Rabu (25/6).
Pihak UMKU menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya Jovita. Rencananya, kampus akan mengadakan doa bersama dan memberikan santunan kepada keluarga korban sebagai bentuk penghormatan dan dukungan. Aris menegaskan bahwa Jovita telah resmi menyandang status alumni UMKU setelah menyelesaikan studi S1 Keperawatan.
Proses evakuasi Jovita dari lokasi jatuhnya di Gunung Muria dilakukan oleh tim relawan BPBD Kudus. Edi Yulianto, salah satu anggota tim relawan, menyatakan bahwa korban ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. “Ya benar, saat ini kami masih melakukan proses evakuasi. Lagi dinaikan dari lokasi jatuh ke pos 5, lagi proses medan terlalu sulit. Kondisinya meninggal dunia,” jelasnya.
Peristiwa nahas ini bermula saat Jovita mendaki puncak Natas Angin bersama teman-temannya pada Selasa (24/6) pukul 08.00 WIB. Mereka berhasil mencapai puncak pada siang hari. Namun, saat turun sekitar pukul 14.30 WIB, Jovita dilaporkan jatuh ke jurang sedalam kurang lebih 50 meter.
Kronologi Kejadian dan Upaya Penyelamatan
Berdasarkan informasi yang beredar, Jovita dan rombongannya tiba di Puncak Natas Angin sekitar tengah hari. Setelah menikmati pemandangan dan beristirahat, mereka memutuskan untuk turun. Namun, diduga karena kondisi medan yang terjal dan licin, Jovita terpeleset dan jatuh ke jurang.
Teman-teman Jovita segera melaporkan kejadian tersebut kepada pihak berwenang. Proses evakuasi dikatakan cukup sulit mengingat medan yang curam dan kondisi alam Gunung Muria. Tim relawan BPBD Kudus bekerja keras untuk mengevakuasi jenazah Jovita dari lokasi kejadian menuju pos 5.
Kondisi Medan Gunung Muria
Gunung Muria dikenal memiliki medan yang cukup menantang bagi pendaki. Lerengnya yang terjal, jalur pendakian yang sempit, dan bebatuan yang licin, terutama saat hujan, meningkatkan risiko kecelakaan. Hal ini menjadi perhatian serius bagi pengelola dan pihak terkait dalam meningkatkan keselamatan pendaki.
Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya keselamatan dan persiapan yang matang sebelum melakukan pendakian. Mempelajari kondisi medan, membawa perlengkapan yang memadai, dan mendaki bersama rombongan merupakan langkah-langkah penting untuk meminimalisir risiko kecelakaan di gunung.
Imbauan dan Kesimpulan
Kejadian ini menyadarkan kita akan pentingnya keselamatan dalam kegiatan pendakian. Pihak terkait perlu memperketat pengawasan dan memberikan edukasi kepada para pendaki agar selalu mematuhi aturan dan prosedur keselamatan. Semoga kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi kita semua.
Dukacita mendalam kami sampaikan kepada keluarga Jovita. Semoga keluarga diberikan ketabahan dan kekuatan dalam menghadapi cobaan ini. Semoga arwah Jovita diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.