Dunia sepak bola Italia dikejutkan dengan pengangkatan Carlos Cuesta sebagai pelatih Parma. Pada usia 29 tahun, Cuesta menjadi pelatih termuda di Serie A dalam 86 tahun terakhir. Prestasi ini semakin mengagumkan mengingat karier kepelatihannya yang relatif singkat namun gemilang.
Cuesta, yang baru saja merampungkan masa baktinya selama lima tahun sebagai asisten pelatih Mikel Arteta di Arsenal, telah menandatangani kontrak dua tahun bersama Parma hingga 2027. Sebelumnya, ia juga pernah menimba pengalaman sebagai asisten pelatih di akademi Juventus.
Karir Cuesta: Dari Asisten Arteta Hingga Pelatih Parma
Pengalaman Cuesta di Arsenal jelas menjadi batu loncatan penting dalam kariernya. Ia belajar langsung dari salah satu pelatih top Eropa, Mikel Arteta.
Di bawah bimbingan Arteta, Cuesta mengasah kemampuannya dalam strategi, taktik, dan manajemen tim. Pengalaman ini terbukti berharga ketika Parma memberikan kesempatan padanya untuk memimpin klub tersebut.
Cuesta pun tak lupa mengucapkan terima kasih kepada Arteta melalui unggahan Instagram pribadinya, menyebut Arteta sebagai mentor dan pemimpin yang hebat. Ia menganggap kesempatan bekerja bersama Arteta sebagai sebuah kehormatan.
Rekor Usia di Serie A dan Tantangan di Depan
Usia muda Cuesta membuatnya mencetak rekor sebagai pelatih termuda di Serie A sejak Elio Loschi melatih Triestina pada tahun 1939.
Di usia 29 tahun, Cuesta akan memimpin Parma di Serie A musim 2025-2026. Ia akan menghadapi tantangan besar bersaing dengan pelatih-pelatih senior dan berpengalaman di liga tersebut.
Cuesta akan beradu strategi dengan figur berpengalaman seperti Gian Piero Gasperini (AS Roma), Maurizio Sarri (Lazio), Massimiliano Allegri (AC Milan), dan Antonio Conte (Napoli).
Perbandingan dengan Legenda Serie A di Masa Lalu
Bayangkan, saat Cuesta lahir pada tahun 1995, Gasperini sudah menjadi pelatih tim junior Juventus.
Antonio Conte saat itu masih menjadi pemain andalan Juventus di bawah asuhan Marcello Lippi. Sementara Massimiliano Allegri masih bermain untuk Cagliari.
Maurizio Sarri, pada Juli 1995, sedang melatih klub divisi rendah Italia, Cavriglia. Perbandingan ini menunjukkan betapa muda usia Cuesta dibandingkan dengan para pelatih senior di Serie A saat ini.
Cuesta akan menjadi warna baru di Serie A, sebuah liga yang terkenal dengan persaingan ketat dan strategi yang rumit. Pengalamannya di Arsenal dan Juventus akan menjadi modal berharga bagi Cuesta dalam menghadapi tantangan di depan.
Kehadiran Cuesta di Parma dan Serie A menandakan munculnya generasi baru pelatih yang penuh talenta dan ambisi. Sukses atau tidaknya Cuesta akan menjadi cerita menarik untuk diikuti.
Keberhasilan Cuesta akan menjadi inspirasi bagi pelatih muda lainnya dan sekaligus indikasi perkembangan sepak bola Italia yang terus beradaptasi dengan dinamika jaman.