Penemuan pedang abad pertengahan berusia sekitar 1.000 tahun di Kebun Raya Linschoten, Belanda, telah menghebohkan dunia arkeologi. Pedang tersebut ditemukan pada 1 Maret 2024, saat pemeliharaan rutin di kebun raya tersebut, dan kemudian disumbangkan ke Rijksmuseum van Oudheden di Leiden pada 24 Juni 2024.
Pedang sepanjang satu meter ini berasal dari sekitar tahun 1050 hingga 1150 Masehi. Keunikannya terletak pada hiasan tembaga berwarna emas yang membentuk salib dan simpul tak berujung, simbol spiritual yang bermakna penting pada zaman tersebut. Pedang ini memiliki gagang silang yang panjang dan pommel berbentuk kacang, menunjukkan kualitas pengerjaan yang tinggi.
Material pedang terbuat dari besi berkualitas tinggi yang ditambang di Veluwe. Kondisi pedang yang terawat sangat baik meskipun telah berusia seabad, merupakan hal yang luar biasa. “Pedang ini tetap terjaga dengan baik setelah seribu tahun. Hanya komponen organik – seperti pegangan kayu dan pembungkus kulit – yang telah rusak oleh waktu,” demikian pernyataan resmi museum.
Keberadaan besi yang hampir tidak berkarat disebabkan oleh lingkungan tanah basah yang rendah oksigen di tempat penemuannya. Bahkan, jejak pegangan kayu masih terlihat pada pedang yang terawetkan dengan baik. Para ahli menduga pedang tersebut sengaja ditenggelamkan ke sungai, mengingat tidak ditemukannya sarung pedang di sekitarnya.
Misteri Penenggelaman Pedang
Museum berspekulasi bahwa pedang ini sengaja ditenggelamkan ke dalam air sebagai ritual. “Pedang abad pertengahan adalah barang pribadi yang sangat berharga: mereka biasanya dikuburkan bersama pemiliknya atau – sebagai alternatif – ditempatkan secara ritual ke dalam air,” jelas pihak museum. “Dalam kasus terakhir, mereka sering kali terjaga dengan sangat baik.”
Praktik ritual penenggelaman senjata mungkin terkait dengan kepercayaan atau ritual tertentu pada masa itu. Lebih lanjut, penyelidikan lebih lanjut diperlukan untuk menentukan secara pasti alasan penenggelaman pedang tersebut. Analisis lebih lanjut mengenai artefak tersebut akan memberikan petunjuk lebih lanjut mengenai sejarah dan konteks penemuannya.
Konteks Sejarah dan Militer
Pada saat pedang tersebut dibuat, wilayah tersebut berada di bawah kekuasaan Uskup Utrecht, yang sering berkonflik dengan Counts of Holland dan Flanders. Konflik-konflik tersebut turut membentuk lanskap politik dan militer pada periode tersebut.
Pedang ini merepresentasikan fase transisi dalam taktik militer. “Era ini juga menyaksikan pergeseran taktik militer dan senjata: serangan vertikal dari atas kuda digantikan oleh tusukan horizontal di antara bagian-bagian armor,” ungkap pihak museum. “Pedang ini, yang dapat digunakan dengan satu tangan, mewakili fase transisi tersebut – cocok untuk kedua teknik.”
Penemuan ini memberikan wawasan berharga tentang teknologi pembuatan senjata, taktik militer, dan praktik-praktik budaya pada abad pertengahan di wilayah tersebut. Riset lebih lanjut akan membantu para ahli untuk mengungkap lebih banyak detail mengenai sejarah dan signifikansi pedang ini dalam konteks sejarah yang lebih luas.
Kesimpulannya, penemuan pedang abad pertengahan ini merupakan penemuan yang sangat penting. Tidak hanya karena keadaannya yang terawat dengan baik, tetapi juga karena memberikan informasi berharga mengenai kehidupan dan teknologi pada masa tersebut. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat mengungkap lebih banyak misteri yang tersimpan di balik pedang bersejarah ini.