Maxim Indonesia menyuarakan kekhawatirannya terkait rencana kenaikan tarif ojek online (ojol) sebesar 8-15 persen. Kenaikan ini, menurut perusahaan, berpotensi menurunkan permintaan dan berdampak negatif pada pendapatan para pengemudi. Potensi penurunan orderan ini dinilai akan berdampak signifikan terhadap kesejahteraan para mitra pengemudi.
Potensi Penurunan Orderan dan Dampaknya pada Mitra Pengemudi
Muhammad Rafi Assegaf, Government Relation Specialist Maxim Indonesia, mengungkapkan bahwa banyak masyarakat yang menggantungkan hidup mereka sebagai mitra pengemudi ojol. Penurunan orderan akibat kenaikan tarif akan mengancam mata pencaharian mereka.
Rafi menekankan pentingnya memperhatikan dampak sosial ekonomi dari kenaikan tarif. Berkurangnya orderan secara langsung akan mengurangi penghasilan para pengemudi.
Pengalaman Kenaikan Tarif di Makassar dan Palopo
Sebagai gambaran, Rafi mencontohkan dampak negatif kenaikan tarif ojol di Makassar dan Palopo pada tahun 2022. Saat itu, kenaikan tarif mencapai 65 persen.
Dalam dua minggu pertama pasca kenaikan, permintaan perjalanan anjlok hingga 50 persen. Lebih dari 30 persen konsumen berhenti menggunakan layanan, sementara 20 persen lainnya mengurangi frekuensi pemesanan.
Ancaman Keseimbangan Industri E-hailing
Situasi ini, menurut Rafi, mengancam keseimbangan industri e-hailing. Ketidakseimbangan antara permintaan dan ketersediaan pengemudi akan berdampak pada kelangsungan bisnis para aplikator.
Kenaikan tarif yang tidak terkontrol berpotensi menciptakan ketidakstabilan di pasar. Hal ini perlu diantisipasi agar tidak merugikan semua pihak yang terlibat.
Pertimbangan Aspek Kepentingan Berbagai Pihak
Maxim Indonesia mendorong Kementerian Perhubungan untuk mempertimbangkan berbagai aspek sebelum menetapkan kenaikan tarif. Aspek yang perlu dipertimbangkan meliputi kebutuhan konsumen, keberlangsungan mitra pengemudi, serta keseimbangan permintaan dan penawaran.
Situasi ekonomi terkini juga menjadi faktor penting yang harus dipertimbangkan. Kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan dapat memperparah dampak negatif kenaikan tarif.
Menjaga Keseimbangan dan Stabilitas Pasar
Penting untuk memastikan bahwa kebijakan kenaikan tarif tidak hanya menguntungkan satu pihak saja. Pemerintah perlu menciptakan kebijakan yang berkelanjutan dan menyeimbangkan kepentingan semua stakeholder.
Kenaikan tarif yang terencana dan terukur akan meminimalisir dampak negatif dan menjaga stabilitas industri e-hailing di Indonesia.
Kesimpulan
Maxim Indonesia berharap Kementerian Perhubungan dapat mengkaji ulang rencana kenaikan tarif ojol dengan cermat. Perusahaan menyoroti pentingnya mempertimbangkan dampak sosial ekonomi dan keseimbangan industri e-hailing dalam pengambilan keputusan. Kenaikan tarif yang tidak terukur dapat berdampak buruk pada para pengemudi dan konsumen, serta mengganggu stabilitas pasar secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan yang komprehensif dan mempertimbangkan berbagai faktor sebelum menetapkan kebijakan yang akan berdampak luas pada perekonomian digital Indonesia.