Ketegangan antara Israel dan Iran meningkat tajam. Dunia internasional menyerukan penahanan diri, namun ancaman eskalasi konflik tetap nyata. Apa yang terjadi jika seruan ini diabaikan? Berikut beberapa skenario terburuk yang mungkin terjadi.
Perang antara Israel dan Iran berpotensi memicu konflik regional yang lebih luas, melibatkan negara-negara lain dan memicu krisis global. Dampaknya bisa sangat besar dan berjangka panjang.
Amerika Serikat Terseret dalam Konflik
Iran meyakini Amerika Serikat (AS) secara diam-diam mendukung serangan Israel. Sebagai balasan, Iran bisa menyerang target AS di Timur Tengah.
Target potensial meliputi kamp pasukan khusus di Irak, pangkalan militer di Teluk, dan misi diplomatik. Pasukan proksi Iran, seperti Hamas dan Hizbullah, meskipun melemah, tetap menjadi ancaman.
AS telah memperingatkan Iran akan konsekuensi serangan terhadap target Amerika. Namun, kematian warga negara AS bisa memaksa Presiden AS untuk bertindak.
Analis militer menilai hanya AS yang memiliki kemampuan untuk menghancurkan fasilitas nuklir Iran yang terlindungi rapat.
Dukungan dari Partai Republik terhadap Israel bisa mendorong keterlibatan AS lebih dalam, meskipun Presiden AS telah berjanji menghindari “perang abadi” di Timur Tengah.
Negara-Negara Teluk Terdampak
Jika Iran gagal menghancurkan target militer Israel, mereka dapat menyerang target infrastruktur di negara-negara Teluk.
Negara-negara Teluk ini, yang pernah dituduh membantu Israel, menjadi target potensial karena infrastruktur energinya yang vital.
Serangan terhadap negara-negara Teluk dapat memicu permintaan bantuan militer dari AS, memperluas konflik lebih jauh.
Ketegangan ini meningkat karena beberapa negara Teluk secara diam-diam mendukung pertahanan Israel. Serangan Iran akan memaksa mereka untuk meminta perlindungan AS.
Kegagalan Israel Menghancurkan Program Nuklir Iran
Kegagalan serangan Israel terhadap fasilitas nuklir Iran bisa berdampak signifikan. Fasilitas nuklir Iran yang tersembunyi dan terlindungi dengan baik mungkin sulit dihancurkan.
Kegagalan ini justru bisa mendorong Iran untuk mempercepat pengembangan senjata nuklir sebagai pencegahan. Pemimpin Iran yang baru mungkin lebih keras kepala dan kurang berhati-hati.
Hal ini dapat memicu siklus serangan balasan yang berkelanjutan, mengikat wilayah tersebut dalam konflik tanpa akhir.
Dampak Ekonomi Global
Kenaikan harga minyak bumi sudah terjadi. Penutupan Selat Hormuz oleh Iran akan memperburuk situasi.
Serangan Houthi di Yaman terhadap pelayaran di Laut Merah akan semakin memperparah krisis energi global.
Kenaikan harga minyak akan memperburuk inflasi global yang sudah tinggi, dan justru menguntungkan Rusia dalam perang melawan Ukraina.
Kejatuhan Rezim Iran dan Kekosongan Kekuasaan
Kejatuhan rezim Iran, meskipun didambakan sebagian pihak, akan menciptakan kekosongan kekuasaan yang berbahaya.
Konflik sipil dan ketidakstabilan di Iran dapat terjadi, seperti di Irak dan Libya setelah penggulingan pemerintahan pusat yang kuat.
Konsekuensi jangka panjangnya tidak terduga dan berpotensi menghancurkan stabilitas regional.
Eskalasi konflik antara Iran dan Israel bergantung pada bagaimana Iran membalas dan seberapa besar kendali yang dimiliki AS atas Israel. Kedua faktor ini akan menentukan masa depan kawasan tersebut.