Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru-baru ini menyatakan preferensinya untuk tetap bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI), menanggapi desas-desus mengenai kemungkinan dirinya menjadi calon ketua umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Pernyataan ini memicu beragam reaksi, termasuk dari kalangan politikus.
Salah satu yang menanggapi adalah Bendahara Umum Partai NasDem, Ahmad Sahroni. Ia menyatakan tidak ada yang salah dengan pilihan politik Jokowi. Sahroni menekankan bahwa Jokowi berhak menentukan pilihan politiknya sendiri. Namun, ia memberikan saran kepada mantan presiden tersebut.
Sahroni Sarankan Jokowi Menikmati Masa Purna Bakti
Sahroni menyarankan agar Jokowi lebih fokus menikmati kehidupan pasca jabatan kepresidenan. Ia mencontohkan Presiden keenam, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang menurutnya menjalani masa pensiun dengan tenang. Sahroni mengagumi ketenangan SBY pasca masa jabatannya.
Ia berharap Jokowi dapat mencontoh hal serupa. Lebih lanjut, Sahroni juga menyarankan agar Jokowi menyerahkan urusan politik kepada anak dan menantunya.
Anak dan Menantu Jokowi sebagai Penerus Politik?
Sahroni yakin bahwa anak dan menantu Jokowi akan menjadi penerus jejak politik sang mantan presiden. Ia percaya mereka memiliki potensi untuk berkontribusi di dunia politik.
Sahroni pun meminta Jokowi untuk selalu mengawasi anak dan menantunya yang kini tengah berkarir di pemerintahan. Menurutnya, hal tersebut merupakan bentuk tanggung jawab Jokowi sebagai seorang ayah.
Jokowi: Lebih Baik di PSI
Sebelumnya, Jokowi sendiri telah menanggapi isu pencalonannya sebagai ketua umum PPP. Ia secara tegas menyatakan lebih memilih untuk tetap berada di PSI.
Jokowi menilai banyak calon ketua umum PPP yang lebih baik dan memiliki kapasitas yang memadai. Ia merasa lebih nyaman dan cocok berada di PSI. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Jokowi saat ditemui awak media di kediamannya di Solo.
Kesimpulannya, pernyataan Jokowi dan tanggapan Sahroni menggambarkan dinamika politik pasca kepemimpinan Jokowi. Sahroni, meskipun menghormati pilihan Jokowi, tetap memberikan saran agar mantan presiden tersebut menikmati masa pensiun dan menyerahkan estafet kepemimpinan politik kepada generasi penerus. Pernyataan Jokowi sendiri menegaskan komitmennya untuk tetap berada di PSI. Dinamika ini menunjukkan bahwa meskipun sudah tidak lagi menjabat presiden, pengaruh dan perannya dalam politik Indonesia masih cukup signifikan. Ke depannya, menarik untuk melihat bagaimana anak dan menantu Jokowi akan berkiprah di dunia politik, serta bagaimana PSI dan PPP akan merespon perkembangan ini.