Pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan perlambatan di awal tahun 2025. Angka pertumbuhan ekonomi kuartal I 2025 tercatat 4,87% (yoy), menurun dari 5,11% pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Bank Dunia bahkan memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 4,7% untuk tahun 2025. Kondisi ini memunculkan pertanyaan: apakah investasi saham masih menjadi pilihan yang tepat?
Investasi Saham di Tengah Perlambatan Ekonomi
Menurut pengamat mata uang, Ibrahim Assuaibi, investasi saham tetap menjadi pilihan menarik untuk meningkatkan penghasilan, meskipun ekonomi sedang tidak pasti.
Ia berpendapat, potensi keuntungan di pasar modal lebih menjanjikan dibandingkan obligasi, deposito, atau logam mulia.
Banyak pengusaha, kata Ibrahim, memilih berinvestasi di saham karena sifatnya yang spekulatif dan pergerakan harga yang dinamis. Namun, risiko kerugian juga perlu dipertimbangkan.
Investasi saham memang berisiko tinggi, dengan potensi keuntungan dan kerugian yang sama besarnya. Namun, potensi keuntungan yang lebih besar itulah yang menjadi daya tarik bagi investor.
Strategi Investasi Saham untuk Kelas Menengah
Ibrahim menyarankan kelas menengah untuk mempertimbangkan saham-saham dengan harga murah sebagai langkah awal berinvestasi di pasar modal.
Ia menekankan pentingnya memahami fundamental saham sebelum berinvestasi untuk meminimalkan risiko kerugian. Saham-saham di bawah Rp 50.000 atau Rp 70.000 misalnya, bisa menjadi pilihan.
Harga saham yang rendah berpotensi naik signifikan ketika ekonomi membaik. Oleh karena itu, memilih saham murah dapat menjadi strategi yang bijak.
Alternatif Investasi Selain Saham
Perencana keuangan Advisors Alliance Group, Andy Nugroho, mengatakan investasi saham tetap menjanjikan, meskipun kurang menguntungkan dalam kondisi ekonomi saat ini.
Ia menekankan pentingnya pemahaman dan analisis fundamental serta teknikal sebelum berinvestasi di saham. Keuntungan yang didapat terkadang justru memicu keserakahan dan mengabaikan risiko.
Andy menyarankan beberapa alternatif investasi yang lebih aman bagi kelas menengah, seperti Surat Utang Negara (SUN) atau Sukuk ritel.
SUN dan Sukuk ritel menawarkan imbal hasil yang pasti berupa kupon atau bunga berkala dan dijamin oleh pemerintah. Ini merupakan pilihan yang lebih aman dan minim risiko.
Reksadana pasar uang atau pendapatan tetap juga bisa menjadi pilihan, meskipun memiliki risiko yang lebih tinggi dibandingkan SUN. Mereka menawarkan potensi imbal hasil yang lebih besar.
Dalam kondisi ekonomi yang tidak stabil, Andy merekomendasikan investasi dengan risiko menengah-rendah namun tetap memberikan return maksimal. SUN seperti ORI atau Sukuk ritel cocok untuk kondisi tersebut.
Kesimpulannya, meskipun investasi saham masih potensial, perlu kehati-hatian dan pemahaman yang mendalam. Alternatif investasi lain seperti SUN atau Sukuk ritel bisa menjadi pilihan yang lebih aman dan sesuai untuk kondisi ekonomi saat ini, khususnya bagi kelas menengah. Diversifikasi portofolio investasi juga sangat dianjurkan untuk mengurangi risiko.
