Indonesia tengah melangkah maju dalam transisi energi menuju ekonomi hijau. Komitmen investasi senilai US$ 22 miliar atau sekitar Rp 357,74 triliun (kurs Rp 16.261) telah diperoleh dari beberapa mitra internasional untuk pengembangan Kawasan Industri Hijau Berkelanjutan.
Investasi besar ini menandai dimulainya proyek percontohan yang akan membangun ekosistem energi terbarukan terpadu, dari hulu hingga hilir. Proyek ini ditandatangani di World Expo 2025 di Osaka, Jepang, dan akan berpusat di Kepulauan Riau.
Investasi Masif untuk Kawasan Industri Hijau di Kepulauan Riau
Kerja sama ini melibatkan Equator Renewable Asia, Keppel Ltd, Vanda RE, dan Gurin Energi. Investasi tersebut akan digunakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga surya skala besar di Batam, Bintan, dan Tanjung Pinang.
Wakil Menteri PPN/Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, menyebut penandatanganan ini sebagai bagian dari strategi pengembangan Green Economic Corridor di Kepulauan Riau.
Proyek Strategis Nasional untuk Ketahanan Energi dan Ekonomi
Proyek ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dan sejalan dengan Rencana Kerja Pemerintah (RKP) 2026. RKP 2026 sendiri menitikberatkan pada kedaulatan pangan dan energi serta ekonomi yang produktif dan inklusif.
Targetnya, proyek ini mampu membuka lapangan kerja dalam jumlah besar dan menarik investasi dari berbagai sektor strategis.
Sektor yang Terlibat dalam Investasi
Beberapa sektor yang diproyeksikan akan mendapatkan keuntungan dari pembangunan Kawasan Industri Hijau Berkelanjutan ini antara lain elektronik, semikonduktor, bioteknologi, pusat data, dan hidrogen hijau.
Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Komitmen Pemerintah untuk Transisi Energi Bersih
Kementerian PPN/Bappenas memastikan proyek ini akan dijalankan sesuai peraturan perundang-undangan. Pemerintah juga berkomitmen untuk memastikan transisi energi bersih yang inklusif dan berdaya saing global.
Febrian menekankan pentingnya kolaborasi multipihak untuk keberhasilan proyek, termasuk transfer teknologi dan kolaborasi riset.
Indonesia berharap transisi energi bersih tidak hanya mengurangi emisi gas rumah kaca, tetapi juga menciptakan pertumbuhan ekonomi baru yang merata di seluruh Indonesia. Proyek ini diharapkan menjadi model pembangunan berkelanjutan bagi daerah lain di Indonesia dan menjadi contoh bagi negara-negara lain dalam upaya mencapai target emisi global.
Dengan investasi yang signifikan dan dukungan pemerintah yang kuat, proyek Kawasan Industri Hijau Berkelanjutan ini berpotensi besar untuk mendorong pertumbuhan ekonomi hijau Indonesia dan menjadi kunci dalam mencapai target pembangunan berkelanjutan.