Pemerintah Indonesia menargetkan negara menjadi pemimpin ekonomi syariah global pada tahun 2029. Target ambisius ini diungkapkan Bank Indonesia (BI) dan tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN).
Target tersebut mencakup peningkatan kontribusi Produk Domestik Bruto (PDB) sektor ekonomi syariah hingga mencapai 56% pada tahun yang sama. Saat ini, Indonesia berada di peringkat keempat berdasarkan Global Islamic Economy Indicator Score Rank.
Target Ambisius: Indonesia sebagai Pemimpin Ekonomi Syariah Global 2029
Kepala Departemen Ekonomi dan Keuangan Syariah BI, Imam Hartono, menjelaskan target tersebut dalam taklimat media di Gedung BI, Jakarta. Target ini merupakan bagian dari program prioritas ekonomi syariah nasional.
Pencapaian peringkat pertama ekonomi syariah global pada 2029 membutuhkan upaya maksimal. Hal ini memerlukan sinergi dan kolaborasi berbagai pihak, serta optimalisasi kebijakan ekonomi syariah dalam bauran kebijakan nasional.
Strategi Bank Indonesia untuk Mendongkrak Ekonomi Syariah
Bank Indonesia telah menetapkan tiga program prioritas untuk tahun 2025 dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi syariah.
Program pertama berfokus pada penguatan ekosistem produk halal. Ini mencakup peningkatan kelembagaan, kapasitas, dan infrastruktur pendukung pelaku usaha syariah.
Program kedua bertujuan untuk penguatan sektor keuangan syariah. Upaya ini meliputi pendalaman pasar uang syariah guna meningkatkan pembiayaan syariah.
Program ketiga menekankan pada penguatan penerapan halal lifestyle. Strategi komunikasi yang efektif akan meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah di masyarakat.
Tantangan Menuju Puncak Ekonomi Syariah Global
Meskipun memiliki target yang ambisius, BI mengakui adanya sejumlah tantangan dalam pengembangan ekonomi syariah Indonesia.
Tantangan pertama terkait produksi, khususnya ketersediaan dan kualitas bahan baku halal yang memadai. Hal ini perlu segera diatasi untuk mendukung industri halal dalam negeri.
Tantangan kedua terletak pada sektor keuangan syariah. Perlu adanya inovasi model bisnis, perluasan basis investor, dan peningkatan pemanfaatan produk keuangan syariah.
Tantangan ketiga berkaitan dengan literasi masyarakat. Peningkatan pemahaman masyarakat tentang ekonomi dan keuangan syariah sangat krusial untuk mendorong pertumbuhan sektor ini.
Ekonomi syariah merupakan prioritas nasional kedua dalam RPJMN 2025-2029. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam mengembangkan sektor ini.
Selain ekonomi syariah, prioritas nasional lainnya meliputi swasembada pangan, energi, air, ekonomi digital, ekonomi hijau, dan ekonomi biru. Semua sektor ini saling berkaitan dan perlu dikembangkan secara terintegrasi.
Target ambisius Indonesia untuk menjadi pemimpin ekonomi syariah global pada 2029 membutuhkan kerja keras dan komitmen dari seluruh pemangku kepentingan. Dengan strategi yang tepat dan mengatasi tantangan yang ada, cita-cita ini dapat terwujud.