Perang antara Israel dan Iran memicu gelombang informasi keliru yang menyebar luas di media sosial. Berbagai klaim palsu beredar, dari tuduhan serangan Israel ke Indonesia hingga narasi mengenai penutupan TikTok. Kompas.com telah melakukan penelusuran fakta untuk mengklarifikasi informasi-informasi menyesatkan tersebut.
Berikut rangkuman hasil penelusuran fakta terhadap beberapa hoaks yang beredar selama sepekan terakhir, mencakup klaim-klaim palsu yang melibatkan tokoh politik, lembaga agama, hingga peristiwa kecelakaan pesawat dan isu terkait uang baru.
Hoaks: Serangan Israel ke Indonesia dan Dukungan MUI
Sebuah video menampilkan pidato Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, diklaim sebagai ancaman serangan ke Indonesia. Klaim ini telah diteliti dan dinyatakan palsu.
Pidato tersebut sebenarnya disampaikan Netanyahu pada Juli 2024 di Kongres AS, jauh sebelum konflik Israel-Iran meningkat. Netanyahu berbicara tentang dukungan AS untuk Israel melawan Hamas, bukan mengenai Indonesia.
Hoaks lain mengklaim Majelis Ulama Indonesia (MUI) mendukung serangan Israel ke Iran. Klaim ini beredar melalui tangkapan layar berita yang telah dimanipulasi.
Berita asli dari sumbernya justru menunjukkan MUI mengutuk keras serangan Israel karena memperburuk krisis kemanusiaan global. Tangkapan layar yang beredar telah diedit untuk mengubah judul berita dan konteksnya.
Hoaks: Penyintas Kecelakaan Air India AI171 Ditangkap dan Uang Baru HUT RI
Vishwash Kumar Ramesh, satu-satunya penumpang yang selamat dari kecelakaan pesawat Air India AI171, dituduh memalsukan ceritanya. Klaim ini tidak benar.
Pihak berwenang telah mengklarifikasi bahwa Ramesh tidak ditangkap. Ia berhasil selamat dengan keluar dari puing-puing pesawat melalui lubang di badan pesawat.
Hoaks lain menyebutkan Bank Indonesia (BI) menerbitkan uang kertas baru edisi khusus HUT ke-80 RI. Video uang kertas bergambar Soekarno, peta Indonesia, dan angka 80 beredar di media sosial.
BI telah membantah klaim tersebut. Tidak ada uang edisi khusus HUT ke-80 RI yang diterbitkan, dan Perum Peruri juga tidak mencetaknya.
Hoaks: Penutupan TikTok
Kabar penutupan platform media sosial TikTok pada 28 Juni 2025 juga menyebar luas. Pengguna diminta mengirim pesan berantai untuk menghindari pemblokiran akun.
Penelusuran fakta menunjukkan tidak ada pengumuman resmi dari TikTok mengenai penutupan platform. Sebaliknya, TikTok Indonesia baru-baru ini meluncurkan integrasi baru dengan Tokopedia.
Kemungkinan besar, kabar penutupan TikTok ini terkait dengan kebingungan informasi mengenai penutupan TikTok Musik pada November 2025. Narasi yang beredar merupakan pesan berantai atau *copypasta* yang menyesatkan.
Kesimpulannya, penting untuk selalu memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya lebih lanjut. Sumber-sumber terpercaya dan lembaga pengecekan fakta dapat membantu menghindari penyebaran hoaks dan informasi keliru. Bijaklah dalam mengonsumsi informasi di media sosial untuk mencegah penyebaran misinformasi.