Para jemaah haji yang penerbangannya sempat mendarat darurat di Bandara Kualanamu, Medan, akibat ancaman bom fiktif, akhirnya tiba di Depok. Kejadian ini menimbulkan kepanikan dan kekhawatiran di antara para penumpang.
Salah satu jemaah, Hans (54 tahun), menceritakan pengalaman menegangkannya. Ia mengungkapkan rasa terkejut saat pesawat yang ditumpanginya tiba-tiba berbalik arah menuju Medan.
Pesawat Putar Balik, Jemaah Haji Dihantui Ketidakpastian
Hans menjelaskan bahwa insiden tersebut terjadi saat makan siang dibagikan. Pramugari tiba-tiba meminta para penumpang melipat meja makan mereka.
Kejadian ini memicu pertanyaan dan keresahan di antara para jemaah. Mereka mulai bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.
Saat pesawat mendarat, para jemaah melihat mobil pemadam kebakaran. Mereka diminta turun dengan tergesa-gesa tanpa penjelasan yang jelas.
Kehadiran tim Gegana semakin meningkatkan kecemasan jemaah. Mereka mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang tidak beres.
Ancaman Bom Fiktif dan Proses Evakuasi
Tidak ada pengumuman resmi mengenai alasan pendaratan darurat tersebut. Informasi mengenai ancaman bom baru beredar kemudian.
Awalnya, para jemaah cenderung menganggap informasi tersebut sebagai hoaks. Keraguan itu baru terjawab setelah berita dari media massa ternama beredar.
Meskipun situasi mencekam, Hans mengungkapkan bahwa para jemaah lebih banyak merasa heran daripada panik. Mereka bersyukur bisa turun dari pesawat dengan selamat.
Kekhawatiran baru muncul setelah beredarnya informasi detail mengenai metode peledakan bom. Hal ini menimbulkan rasa takut di antara para jemaah.
Investigasi dan Penjelasan Pihak Berwenang
Ancaman bom awalnya diterima oleh PT Angkasa Pura melalui surel dari Kementerian Perhubungan. Pengirim pesan diduga berada di India.
Setelah dilakukan penyisiran menyeluruh, Kapolda Sumut, Irjen Whisnu Hermawan Februanto, memastikan tidak ada bom di dalam pesawat.
Insiden ini menyoroti pentingnya sistem keamanan penerbangan dan penanganan ancaman bom. Proses evakuasi yang cepat dan terorganisir patut diapresiasi.
Meskipun ancaman bom tersebut terbukti fiktif, pengalaman ini tentu meninggalkan trauma bagi para jemaah haji. Semoga kejadian serupa tidak terulang lagi.
Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan dalam menghadapi ancaman keamanan, sekaligus menunjukkan profesionalisme pihak berwenang dalam menangani situasi darurat. Semoga para jemaah haji dapat segera pulih dari pengalaman menegangkan ini.