Kehebohan melanda dunia ilmu pengetahuan setelah munculnya sebuah gunung baru di Grobogan, Jawa Tengah. Gunung dengan tinggi mencapai 25 meter ini pertama kali terlihat pada 25 Maret 2024. Kemunculannya memicu spekulasi, salah satunya kaitannya dengan gempa bumi berkekuatan 6,5 SR yang mengguncang wilayah tersebut pada 22 Maret 2024.
Namun, benarkah gempa menjadi penyebab utama terbentuknya gunung ini? Penjelasan ilmiah diperlukan untuk mengungkap misteri di balik fenomena alam yang menarik perhatian ini.
Penyebab Kemunculan Gunung Lumpur di Grobogan
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Muhammad Wafid A.N., menjelaskan bahwa yang muncul di Grobogan bukanlah gunung “biasa”, melainkan gunung lumpur atau mud volcano. Bentuknya memang menyerupai gunung, dengan ketinggian mencapai 25 meter dari permukaan tanah.
Proses pembentukan mud volcano diawali dengan naiknya gas alam ke permukaan bumi. Gas ini memanfaatkan jalur patahan atau sesar sebagai konduit. Gas tersebut kemudian membawa lumpur (mud) yang lebih ringan dari sedimen sekitarnya.
Berbagai material, termasuk lumpur, gas, batuan, belerang, garam (di daerah kering), dan air, akan terlontar ke permukaan. Material-material inilah yang kemudian membentuk kerucut yang menyerupai gunung.
Gempa bumi yang terjadi diduga memicu peningkatan aktivitas migrasi hidrokarbon dan lumpur. Patahan yang terbentuk akibat gempa mempermudah proses ini, sehingga lumpur panas terdorong keluar dan membentuk mud volcano.
Fenomena Mud Volcano: Bukan Hal Baru di Grobogan
Ternyata, fenomena mud volcano bukanlah hal yang aneh di Grobogan. Wilayah ini terletak di endapan aluvial Zona Randublatung, sebuah area dengan karakteristik geologi spesifik.
Secara geografis, Grobogan dikelilingi oleh beragam morfologi. Di utara, terdapat perbukitan bergelombang, sementara di selatan berbatasan dengan zona Kendeng.
Di sebelah timur, terdapat jalur sesar berarah barat-timur yang merupakan sesar normal. Tegak lurus dengan sesar ini, terdapat sesar naik di selatannya.
Keberadaan struktur geologi seperti sesar inilah yang menjadi faktor pendukung munculnya mud volcano di Grobogan.
Bahaya yang Ditimbulkan Mud Volcano
Meskipun tidak eksplosif seperti gunung api, mud volcano tetap berpotensi menimbulkan bahaya. Semburan lumpur dapat merusak lahan pertanian warga sekitar.
Lebih lanjut, gas-gas beracun yang dikeluarkan, seperti hidrogen sulfida dan karbondioksida, membahayakan kesehatan jika terhirup dalam konsentrasi tinggi.
Hidrogen sulfida, dengan bau menyengat seperti telur busuk, dapat menyebabkan iritasi pada mata, hidung, dan tenggorokan. Sementara itu, karbondioksida dalam konsentrasi tinggi bisa menyebabkan sesak napas, pusing, dan bahkan kematian.
Oleh karena itu, kewaspadaan dan pemantauan terus menerus perlu dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif dari fenomena mud volcano di Grobogan.
Kesimpulannya, kemunculan mud volcano di Grobogan merupakan fenomena alam yang menarik perhatian, sekaligus menjadi pengingat pentingnya memahami dinamika geologi wilayah Indonesia. Pemantauan dan penelitian lebih lanjut diperlukan untuk memahami secara komprehensif dan mitigasi risiko yang mungkin ditimbulkan.