Seorang pria asal Tiongkok bernama Min Hengcai (35 tahun) membuat keputusan ekstrem untuk melarikan diri dari beban utang yang menjeratnya. Ia memilih hidup menyendiri di sebuah gua selama empat tahun, meninggalkan kehidupan kota dan pekerjaan yang membebaninya.
Kisah Hengcai, yang diungkap oleh SCMP pada 14 Juni 2025, mengungkapkan perjuangan seorang individu yang merasa terhimpit oleh tekanan ekonomi. Keputusannya untuk mengasingkan diri di gua merupakan gambaran betapa besarnya beban yang ia rasakan.
Dari Pengemudi Taksi Online Hingga Penghuni Gua
Sebelum memutuskan untuk hidup di gua, Hengcai bekerja sebagai pengemudi taksi online. Pendapatannya terbilang cukup, sekitar 10.000 yuan atau setara dengan Rp 22,75 juta per bulan (kurs Rp 2.275/yuan).
Namun, penghasilan tersebut tak cukup untuk meringankan beban utangnya. Ia merasa bekerja keras lebih dari 10 jam sehari hanya untuk membayar kewajiban finansialnya.
Hengcai merasa terperangkap dalam siklus utang yang tak berkesudahan. Ia harus terus bekerja keras, tetapi hasilnya hanya cukup untuk membayar utang. Kondisi ini membuatnya merasa putus asa dan kehilangan harapan.
Beban Utang dan Kehilangan Harta Benda
Total utang Hengcai mencapai angka yang fantastis: 300.000 yuan atau sekitar Rp 682,5 juta. Utang tersebut berasal dari pinjaman bank dan kerabatnya.
Situasi semakin sulit karena aset-aset miliknya telah dijual untuk membayar sebagian utang. Informasi detail mengenai pelunasan utang kepada bank dan kerabatnya masih belum jelas.
Kehilangan harta benda dan terlilit utang yang besar menjadi faktor pencetus keputusan Hengcai untuk hidup menyendiri di gua.
Kehidupan Baru di Dalam Gua
Pada tahun 2021, Hengcai menukarkan sebidang tanah miliknya dengan sebuah gua kecil milik penduduk desa. Ia kemudian berinvestasi sekitar 40.000 yuan atau Rp 91 juta untuk merenovasi gua tersebut agar layak huni.
Kehidupan barunya di dalam gua terbilang sederhana. Ia bangun pukul 8 pagi, menghabiskan waktu dengan membaca, berjalan-jalan, dan bercocok tanam.
Makanan Hengcai sehari-hari didapatkan dari hasil berkebun. Ia menanam sendiri sayuran yang menjadi sumber makanannya. Kehidupan ini, meskipun sederhana, memberikannya kedamaian dan ketenangan yang tidak ia temukan di kehidupan sebelumnya.
Rutinitas hariannya berakhir pada pukul 10 malam, ketika ia kembali beristirahat di dalam gua.
Analisis dan Perspektif
Kisah Hengcai menyoroti permasalahan serius mengenai tekanan ekonomi dan beban utang yang dapat dialami banyak orang. Kejadian ini juga menunjukkan pentingnya manajemen keuangan yang baik dan mencari solusi alternatif ketika terlilit utang.
Meskipun pilihan Hengcai untuk mengasingkan diri di gua terkesan ekstrem, kisah ini menjadi pengingat akan pentingnya keseimbangan hidup dan kesehatan mental di tengah tuntutan ekonomi modern.
Penting bagi individu untuk mencari bantuan profesional jika menghadapi masalah keuangan yang berat. Berbagai lembaga dan layanan konsultasi keuangan dapat memberikan solusi dan panduan yang tepat untuk mengatasi kesulitan ekonomi.
Semoga kisah Hengcai dapat menjadi pelajaran berharga bagi kita semua untuk lebih bijak dalam mengelola keuangan dan menghargai keseimbangan hidup yang sehat.