Tren gaya hidup unik tengah merebak di kalangan anak muda China: “rat people” atau “manusia tikus”. Istilah ini menggambarkan gaya hidup yang sengaja menghindari kesuksesan dan mengedepankan “hemat energi”. Berbeda dengan gaya hidup produktif yang umum, “rat people” memilih menjalani hari-hari dengan santai dan minim aktivitas.
Mereka menghabiskan waktu berlama-lama di tempat tidur, mengonsumsi makanan siap saji, dan membatasi interaksi sosial. Tren ini muncul ke permukaan setelah sebuah video viral di media sosial, memperlihatkan rutinitas seorang perempuan muda yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk tidur dan menghindari aktivitas.
Tren “Rat People” di China
Video yang diunggah oleh pengguna @jiawensishi pada akhir Februari lalu menjadi pemicu viralnya istilah “rat people”. Video tersebut menampilkan seorang perempuan dari Provinsi Zhejiang yang menjalani hari-harinya dengan sangat pasif.
Ia menghabiskan tiga jam di tempat tidur setelah bangun, lalu tidur lagi selama lima jam. Makanannya baru dikonsumsi saat orang tuanya membangunkannya di malam hari. Rutinitas malasnya ini bahkan berlanjut hingga larut malam, baru mandi pukul 2 pagi.
Perempuan tersebut menyamakan dirinya dengan tikus got, menunjukkan bagaimana ia menerima dan merangkul gaya hidupnya yang lamban dan menyendiri. Video ini langsung mendapatkan lebih dari 400.000 likes dan komentar di media sosial.
Kemiripan dengan Tren “Lying Flat”
Tren “rat people” memiliki kemiripan dengan tren “lying flat” atau “berbaring datar” yang sebelumnya juga populer di China.
Kedua tren tersebut merefleksikan penolakan anak muda terhadap tekanan sosial yang tinggi dan tuntutan untuk selalu sukses. “Lying flat” lebih menekankan pada sikap pasif dan anti-ambisius sebagai bentuk perlawanan terhadap tekanan tersebut.
Seorang perempuan bermarga Lin dari Beijing, misalnya, menggambarkan gaya hidupnya sebagai bekerja dari rumah, menghindari komunikasi yang tidak perlu, mengonsumsi makanan pesan antar, dan menghabiskan waktu luang dengan tidur dan bermain game. Menurutnya, merasa nyaman sudah cukup, tidak perlu selalu energik dan ambisius.
Kekhawatiran dan Pandangan Ahli
Munculnya tren “rat people” menimbulkan kekhawatiran di kalangan beberapa netizen. Zhang Yong, seorang pekerja sosial dari provinsi Hubei, melihat fenomena ini sebagai tanda tren yang lebih luas, yaitu penarikan diri dari lingkungan sosial.
Ia berpendapat bahwa gaya hidup “rat people” bisa jadi merupakan mekanisme penanggulangan pasif setelah mengalami kegagalan atau tekanan hidup. Dengan mengurangi kontak sosial dan menyederhanakan hidup, mereka berusaha untuk pulih.
Namun, Zhang mengingatkan bahwa gaya hidup seperti ini tidak berkelanjutan. Ia menekankan pentingnya untuk beristirahat sejenak, kemudian terhubung kembali dengan hal-hal yang disukai dan terlibat aktif dalam kehidupan kembali. Mencari keseimbangan antara relaksasi dan keterlibatan sosial adalah kunci.
Kesimpulannya, tren “rat people” di China menyoroti tekanan sosial dan tuntutan ambisius yang dihadapi anak muda. Meskipun memberikan alternatif untuk mengatasi tekanan tersebut, penting untuk diingat bahwa gaya hidup ini perlu diimbangi dengan keterlibatan sosial dan aktivitas yang menyehatkan.
Tren ini juga menjadi cerminan dari kompleksitas kehidupan modern, di mana individu mencari cara untuk mengatasi tekanan dan menemukan keseimbangan di antara tuntutan eksternal dan kebutuhan internal mereka. Lebih lanjut, penelitian lebih dalam dibutuhkan untuk memahami dampak jangka panjang tren ini terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan generasi muda di China.