Donasi senilai Rp 1,54 miliar yang terkumpul untuk Agam Rinjani, operator tur gunung yang menyelamatkan pendaki Brasil Juliana Marins, sempat terancam batal. Platform penggalangan dana asal Brasil, Voaa, awalnya mengumumkan pembatalan donasi pada 30 Juni 2025. Namun, sehari kemudian, Voaa melakukan perubahan keputusan.
Keputusan pembatalan tersebut menimbulkan kontroversi di kalangan warganet. Hal ini disebabkan oleh rencana pemotongan biaya administrasi sebesar 20 persen dari total donasi. Protes warganet akhirnya memaksa Voaa untuk mempertimbangkan kembali kebijakan tersebut.
Donasi Rp 1,5 Miliar Tetap Dikirim
Voaa akhirnya memutuskan untuk mengirimkan seluruh donasi kepada Agam Rinjani tanpa potongan biaya administrasi. Pengumuman ini disampaikan melalui akun Instagram resmi mereka pada 1 Juli 2025. Mereka menegaskan komitmen untuk memberikan 100 persen donasi kepada Agam.
Voaa juga memberikan kesempatan kepada para donatur yang menginginkan pengembalian dana untuk menghubungi mereka melalui email dalam waktu 48 jam. Langkah ini menunjukkan komitmen Voaa untuk mendengarkan dan menanggapi keluhan para donatur.
Alasan Awal Pembatalan Donasi
Pemotongan biaya administrasi sebesar 20 persen menjadi titik utama kontroversi. Voaa menjelaskan bahwa biaya tersebut mencakup berbagai layanan, termasuk kurasi kampanye, verifikasi data, produksi konten, komunikasi strategis, manajemen hukum, dan keuangan.
Mereka menekankan peran mereka tidak hanya sebagai perantara, tetapi juga penyedia layanan penggalangan dana yang komprehensif. Namun, kurangnya transparansi dan komunikasi yang efektif dalam menjelaskan hal ini menimbulkan kebingungan dan ketidaknyamanan di kalangan warganet.
Serangan Digital dan Ancaman
Selain masalah biaya administrasi, Voaa juga mengungkapkan bahwa mereka dan mitra medianya, Razões para Acreditar, menjadi sasaran serangan digital. Serangan ini meliputi ancaman, penyebaran informasi palsu, dan ujaran kebencian.
Situasi ini dinilai mengaburkan tujuan utama kampanye, yaitu memberikan apresiasi kepada Agam Rinjani atas tindakan heroiknya. Voaa mengaku fokus mereka teralihkan dari tujuan utama, yaitu memberikan penghargaan kepada Agam.
Respons Positif dan Pelajaran Berharga
Keputusan Voaa untuk tetap mengirimkan donasi tanpa potongan biaya menunjukkan respons positif terhadap kritik warganet. Perubahan ini menunjukkan pentingnya transparansi dan komunikasi yang efektif dalam kampanye penggalangan dana.
Insiden ini menjadi pelajaran berharga bagi platform penggalangan dana dalam mengelola kampanye dan berkomunikasi dengan para donatur. Kejelasan informasi sejak awal dan keterbukaan dalam menangani masalah menjadi kunci keberhasilan kampanye penggalangan dana.
Agam Rinjani, yang telah mendapatkan simpati luas dari warganet Brasil karena keberaniannya mengevakuasi jenazah Juliana Marins, akhirnya akan menerima donasi tersebut sepenuhnya. Kisah ini sekaligus menjadi bukti nyata kekuatan media sosial dalam penggalangan dana dan pentingnya transparansi dalam setiap prosesnya. Semoga kejadian ini dapat menjadi pembelajaran bagi semua pihak terkait dalam mengelola kampanye donasi serupa di masa mendatang.