Donasi dari warganet Brasil untuk Agam Rinjani, operator tur gunung yang telah dipuji atas jasanya mengevakuasi jenazah pendaki Brasil Juliana Marins, awalnya sempat menimbulkan kontroversi. Platform penggalangan dana Voaa, bersama mitra medianya Razões para Acreditar, sempat mengumumkan pembatalan kampanye donasi tersebut. Namun, keputusan tersebut berubah hanya dalam waktu 24 jam.
Donasi Rp 1,5 Miliar Tetap Dikirim
Setelah sempat menimbulkan keresahan, Voaa akhirnya mengumumkan akan tetap mengirimkan donasi sebesar Rp 1,54 miliar kepada Agam Rinjani. Pengumuman tersebut disampaikan melalui akun Instagram resmi mereka, @voaa_vaquinha. Mereka menegaskan bahwa donasi akan diberikan 100 persen kepada Agam tanpa potongan biaya administrasi. Opsi pengembalian dana diberikan kepada donatur yang menginginkannya.
Voaa menyampaikan permohonan maaf atas kebingungan yang terjadi. Mereka menjelaskan bahwa informasi mengenai biaya administrasi sebenarnya telah tertera di situs resmi mereka.
Namun, diakui adanya kekurangan dalam komunikasi yang menyebabkan misinterpretasi di kalangan warganet.
Kontroversi Biaya Administrasi 20 Persen
Awalnya, rencana pengumpulan dana untuk Agam Rinjani melalui platform Voaa mengalami kendala. Sebesar 20 persen dari total donasi akan dipotong sebagai biaya administrasi. Potongan ini mencakup berbagai layanan yang diberikan Voaa, termasuk kurasi kampanye, verifikasi data, produksi konten, komunikasi strategis, serta manajemen hukum dan keuangan.
Namun, keputusan memotong 20 persen dari donasi yang telah terkumpul ini menuai kritik dari warganet. Banyak yang mempertanyakan proporsionalitas biaya tersebut, mengingat tujuan utama penggalangan dana adalah membantu Agam Rinjani.
Reaksi negatif warganet ini kemudian berujung pada pengumuman awal pembatalan kampanye donasi oleh Voaa.
Serangan Digital dan Ancaman Terhadap Voaa
Voaa juga menjelaskan bahwa mereka dan Razões para Acreditar telah menjadi sasaran serangan digital, ancaman, penyebaran informasi palsu, dan ujaran kebencian sejak kampanye diluncurkan. Hal ini dinilai mengaburkan tujuan utama kampanye yaitu memberikan apresiasi kepada Agam atas tindakan heroiknya.
Situasi tersebut memaksa Voaa untuk mempertimbangkan kembali strategi mereka. Mereka menekankan bahwa tujuan utama mereka tetap membantu Agam Rinjani.
Perubahan keputusan untuk tetap mengirimkan seluruh donasi tanpa potongan menunjukan komitmen Voaa untuk menyelesaikan masalah dan memenuhi harapan para donatur.
Agam Rinjani sendiri telah menjadi figur yang dihormati oleh warganet Brasil setelah menyelamatkan jenazah Juliana Marins, seorang pendaki yang meninggal dunia di Gunung Rinjani. Kisah kepahlawanan Agam ini menyentuh hati banyak orang dan mengilhami kampanye penggalangan dana lintas negara. Meskipun sempat terjadi kontroversi, akhirnya donasi tersebut tetap akan sampai ke tangan Agam tanpa potongan, menunjukkan pentingnya transparansi dan komunikasi efektif dalam kampanye penggalangan dana. Kejadian ini juga menyoroti kekuatan media sosial dalam menggerakkan donasi, tetapi juga sekaligus dampak negatif dari informasi yang salah dan serangan siber.