Kenaikan harga beras beberapa waktu lalu telah menyita perhatian publik. Dugaan manipulasi data stok beras menjadi sorotan, menimbulkan kekhawatiran akan kelangkaan dan berdampak pada harga di pasaran.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mengungkapkan bahwa Satgas Pangan tengah memproses hukum oknum yang terlibat dalam manipulasi data tersebut. Tindakan ini diduga menyebabkan persepsi kekurangan pasokan beras dan berujung pada kenaikan harga.
Oknum Manipulator Data Beras Diproses Hukum
Menurut Mentan Amran, oknum yang terlibat telah meminta maaf. Namun, proses hukum tetap berlanjut. Penyelidikan mendalam dinilai penting untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Amran menekankan pentingnya menjaga kepercayaan publik terhadap data stok pangan. Manipulasi data, menurutnya, merupakan tindakan yang tidak bertanggung jawab dan dapat merugikan petani dan konsumen.
Ia menegaskan bahwa stok beras saat ini sebenarnya aman dan mencukupi kebutuhan. Impor beras, menurutnya, hanya akan merugikan petani lokal yang telah bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Investigasi Satgas Pangan Ungkap Anomali Data Stok Beras
Satuan Tugas (Satgas) Pangan Mabes Polri telah melakukan investigasi terkait kenaikan harga dan isu kelangkaan beras di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC).
Hasil investigasi menunjukkan pasokan beras di PIBC sebenarnya normal dan mencukupi. Tidak ditemukan kenaikan signifikan dalam pasokan beras.
Namun, Satgas Pangan menemukan anomali data yang diinput oleh PT Food Station Tjipinang Jaya. Anomali ini menjadi titik fokus investigasi dan menjadi dasar penegakan hukum.
Enam Temuan Anomali Data dan Konfirmasi Toko di PIBC
Satgas Pangan menemukan enam anomali data terkait stok beras di PIBC. Salah satu temuan yang mencolok adalah data pengeluaran beras pada 28 Mei 2025 sebesar 11.410 ton yang dinyatakan tidak valid.
Angka tersebut ternyata bukan hasil penghitungan riil, melainkan hasil perhitungan selisih stok. Hal ini menunjukkan adanya upaya manipulasi data yang sistematis.
Selain itu, Satgas Pangan melakukan pengecekan langsung ke tiga toko besar di PIBC: Idolaku, Sumber Raya, dan Sinar Jaya. Ketiga toko tersebut mengkonfirmasi bahwa tidak terjadi lonjakan pengeluaran pada 28 Mei.
Distribusi harian di ketiga toko tersebut berjalan normal, dengan rata-rata 30-400 ton per hari. Kenaikan harga beras medium juga tergolong wajar, hanya sekitar Rp 100-400/kg.
Satgas Pangan menyimpulkan bahwa manipulasi data tersebut bukan kelalaian teknis, tetapi dikategorikan sebagai sabotase terhadap distribusi dan ketahanan pangan negara.
Pernyataan Satgas Pangan ini menguatkan pernyataan Mentan Amran Sulaiman terkait upaya manipulasi data yang berdampak pada harga beras di pasaran. Proses hukum yang sedang berjalan diharapkan dapat memberikan efek jera dan mencegah terulangnya kejadian serupa di masa mendatang.
Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto terus memberikan dukungan kepada sektor pertanian. Bantuan pupuk dan kebijakan harga yang menguntungkan petani menjadi bentuk komitmen pemerintah untuk menjaga ketahanan pangan nasional.
Dengan jumlah petani yang mencapai 150-160 juta jiwa, kekuatan sektor pertanian sangat penting bagi ketahanan dan kemajuan negara. Oleh karena itu, perlindungan terhadap petani dan integritas data pangan harus dijaga.