Provinsi Gorontalo berhasil mencapai kemajuan signifikan dalam penyerapan gabah dan beras petani oleh Bulog. Hingga saat ini, sebanyak 914.657 ton gabah dan beras telah diserap, mencapai 91 persen dari target 1.004.079 ton.
Keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah dan kelompok tani yang bermitra dengan Bulog. Sistem jemput bola yang diterapkan Bulog dinilai efektif dalam memperlancar proses penyerapan.
Penyerapan Gabah dan Beras di Gorontalo Capai 91 Persen
Kepala Dinas Pertanian Provinsi Gorontalo, Muljady Mario, menyatakan optimisme atas capaian tersebut. Ia menekankan bahwa upaya penyerapan gabah dan beras petani terus menunjukkan progres positif.
Penyerapan dilakukan langsung oleh Bulog melalui kerjasama dengan kelompok tani. Hal ini memastikan petani mendapatkan harga yang pantas untuk hasil panen mereka.
Skema Jemput Bola dan Harga Pokok Pembelian (HPP)
Bulog menerapkan skema jemput gabah di lapangan. Metode ini dinilai efektif karena mengurangi beban petani untuk mengangkut hasil panen mereka.
Harga pembelian gabah juga dijamin sesuai dengan Harga Pokok Pembelian (HPP) yang ditetapkan pemerintah, yaitu Rp6.500 per kilogram. Hal ini memberikan kepastian harga bagi para petani.
Kendala dan Upaya Pemecahan Masalah
Meskipun capaian penyerapan sudah tinggi, masih ada kendala yang dihadapi. Salah satu tantangan utama adalah terbatasnya mitra penggilingan padi yang memiliki fasilitas pengering (dryer).
Keterbatasan dryer ini menyebabkan antrean panjang dan berpotensi menurunkan kualitas gabah. Gubernur Gorontalo, Gusnar Ismail, telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertanian untuk mengatasi masalah ini.
Upaya untuk menambah fasilitas pengering diharapkan dapat meningkatkan kualitas gabah dan beras, serta menjaga stabilitas harga. Ini juga sejalan dengan upaya pemerintah untuk mencapai swasembada pangan nasional.
Peran Pemerintah dalam Mengatasi Kendala
Pemerintah Provinsi Gorontalo aktif berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk mendapatkan solusi atas permasalahan terbatasnya fasilitas pengering. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk mendukung para petani.
Dengan dukungan pemerintah pusat, diharapkan tambahan fasilitas pengering dapat segera direalisasikan. Pemetaan kebutuhan akan dilakukan untuk memastikan pendistribusian alat pengering tepat sasaran.
Prospek Kedepan dan Dampak Positif
Dengan progres yang ada, target penyerapan gabah dan beras di tahun 2025 diyakini dapat tercapai. Keberhasilan ini memberikan dampak positif bagi petani Gorontalo.
Program ini tidak hanya menjamin pendapatan petani, tetapi juga berkontribusi pada stabilitas harga beras di pasaran. Hal ini mendukung upaya pemerintah dalam mewujudkan swasembada pangan.
Keberhasilan ini menjadi bukti nyata sinergi yang kuat antara pemerintah, Bulog, dan para petani Gorontalo. Dengan kolaborasi yang baik, diharapkan program penyerapan gabah dan beras ini akan terus berjalan lancar dan memberikan manfaat yang optimal bagi semua pihak.
Ke depan, perlu terus dilakukan evaluasi dan peningkatan sistem agar proses penyerapan gabah dan beras semakin efisien dan efektif. Hal ini akan menjamin kesejahteraan petani dan ketahanan pangan nasional.