InJourney Destination Management, pengelola Taman Wisata Candi Borobudur, terus berupaya menjaga kelestarian lingkungan di area Candi Borobudur, Jawa Tengah. Salah satu inovasi terbaru mereka adalah program penukaran botol plastik bekas menjadi uang digital.
Program ini mengajak pengunjung untuk turut serta dalam menjaga kebersihan lingkungan di sekitar situs warisan dunia tersebut. Inisiatif ini diumumkan melalui akun Instagram resmi @borobudurpark pada Sabtu, 7 Juni 2025.
Menukarkan Sampah Plastik Menjadi Uang Digital
InJourney berkolaborasi dengan Plasticpay dan Meccaya dalam program ini. Ketiga perusahaan ini berkomitmen untuk memaksimalkan pengelolaan sampah di kawasan wisata Candi Borobudur.
Direktur Komersial InJourney Destination Management, Hetty Herawati, menjelaskan bahwa program ini menggunakan mesin Reverse Vending Machine (RVM). Pengunjung dapat menukarkan botol plastik bekas mereka dengan insentif digital langsung melalui mesin tersebut.
RVM ini merupakan solusi praktis untuk mendorong daur ulang sampah plastik. Sistem ini memberikan insentif langsung kepada pengunjung, sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi dalam menjaga kebersihan.
Upaya Pelestarian Lingkungan di Candi Borobudur
Program RVM merupakan bagian dari komitmen InJourney untuk menjadikan Candi Borobudur sebagai destinasi wisata yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Inisiatif ini sejalan dengan upaya pelestarian kawasan cagar budaya nasional tersebut.
InJourney berharap program ini mampu meningkatkan kesadaran kolektif tentang pentingnya pengelolaan sampah. Terutama di area wisata utama yang memiliki nilai sejarah dan budaya tinggi seperti Candi Borobudur.
Langkah ini juga mendorong peran aktif individu dalam menjaga kebersihan. Setiap pengunjung dapat berkontribusi langsung dalam upaya pelestarian lingkungan Candi Borobudur.
Meningkatkan Aksesibilitas bagi Lansia dan Disabilitas
Selain program daur ulang, InJourney juga fokus pada peningkatan aksesibilitas di Candi Borobudur. Hal ini dilakukan dengan pemasangan stairlift atau lift kursi tangga di area candi.
Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, mendukung pemasangan stairlift ini. Beliau menekankan pentingnya inklusivitas bagi lansia dan penyandang disabilitas agar mereka juga dapat menikmati warisan budaya Indonesia.
Pemasangan stairlift bertujuan untuk memberikan kemudahan akses bagi semua kalangan. Terutama bagi mereka yang memiliki keterbatasan fisik, seperti lansia dan penyandang disabilitas.
Fadli Zon menegaskan bahwa hal ini sesuai dengan undang-undang yang mengutamakan pemerataan akses. Ia juga menekankan bahwa pemasangan stairlift tidak merusak struktur candi dan merupakan hal umum di situs warisan dunia lainnya.
InJourney menjelaskan bahwa stairlift merupakan teknologi bantu. Teknologi ini bertujuan mempermudah akses bagi pengunjung dengan keterbatasan fisik untuk mencapai lantai atas Candi Borobudur.
Dengan adanya program daur ulang sampah plastik dan peningkatan aksesibilitas, InJourney menunjukkan komitmennya dalam menjaga kelestarian dan aksesibilitas Candi Borobudur bagi semua orang. Upaya ini diharapkan dapat memberikan pengalaman wisata yang berkesan dan bertanggung jawab bagi pengunjung dari berbagai kalangan.