Bank Mandiri Taspen akan menerbitkan obligasi senilai Rp 3 triliun untuk mendanai pertumbuhan kredit pensiunan. Penerbitan obligasi ini merupakan bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) II dan merupakan langkah strategis bank untuk memperkuat posisinya sebagai bank spesialis pensiunan terdepan di Indonesia. Dana yang terkumpul akan dialokasikan sepenuhnya untuk ekspansi kredit bagi para pensiunan.
Bank Mandiri Taspen menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 11,6% pada tahun 2025. Saat ini, portofolio kredit bank telah mencapai Rp 51,6 triliun, tumbuh Rp 5,4 triliun secara tahunan.
Strategi Pertumbuhan Kredit Pensiunan
Bank Mandiri Taspen menerapkan lima strategi utama untuk mencapai target pertumbuhan kredit yang ambisius. Strategi tersebut meliputi optimalisasi nasabah eksisting non-loan, peningkatan kontribusi produk unggulan seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan auto loan, serta kolaborasi strategis dengan PT Taspen dan Bank Mandiri untuk menjangkau calon pensiunan.
Selain itu, bank juga mengutamakan prinsip kehati-hatian melalui verifikasi kesehatan yang ketat dan evaluasi risiko nasabah secara berkala. Pengawasan terhadap nasabah non-performer juga diperketat untuk menjaga rasio kredit bermasalah (NPL) tetap terkendali.
Peningkatan Struktur Pendanaan dan Daya Saing
Penerbitan obligasi ini juga bertujuan untuk meningkatkan struktur pendanaan Bank Mandiri Taspen. Direktur Finance, Risk, and Operations, Putu Apriyanto, menjelaskan bahwa penerbitan obligasi akan menurunkan cost of fund.
Dengan blended cost of fund yang lebih rendah, daya saing Bank Mandiri Taspen akan meningkat, terutama dalam memperluas jangkauan pasar pensiunan.
Saat ini, Bank Mandiri Taspen memiliki 565 ribu nasabah pensiunan, namun baru sekitar 300 ribu yang telah mengakses kredit. Hal ini menunjukkan potensi pasar yang sangat besar.
Potensi Pasar dan Tahapan Penerbitan Obligasi
Masih terdapat potensi sekitar 200 ribu nasabah pensiunan yang dapat digarap, dengan proyeksi ekspansi kredit mencapai hampir Rp 3 triliun, dengan asumsi rata-rata kredit per debitur sebesar Rp 150 juta.
Selain itu, terdapat potensi top up kredit dari nasabah eksisting yang diperkirakan mencapai Rp 8 triliun hingga Rp 9 triliun. Setiap tahunnya, sekitar 100 ribu pensiunan baru bergabung dengan Taspen, dan Bank Mandiri Taspen menargetkan untuk mengakuisisi sekitar 50 ribu di antaranya.
Ke depan, strategi pertumbuhan Bank Mandiri Taspen akan fokus pada tiga hal utama: menjaga net interest margin, meningkatkan fee-based income, dan meningkatkan efisiensi operasional.
Obligasi PUB II akan diterbitkan dalam dua tahap. Tahap pertama senilai Rp 1,5 triliun akan dirilis pada Juli 2025, dan tahap kedua dengan nominal yang sama direncanakan pada April 2026.
Obligasi ini terdiri dari dua seri: Seri A dengan tenor 3 tahun dan indikasi kupon 6,30-7,00%, serta Seri B dengan tenor 5 tahun dan kupon 6,40-7,10%.
Proses bookbuilding akan berlangsung pada 11-18 Juni 2025. Masa penawaran umum dijadwalkan pada 1 Juli, penjatahan 2 Juli, penyelesaian pembayaran 3 Juli, distribusi 4 Juli, dan pencatatan di BEI pada 7 Juli 2025.
Penerbitan obligasi ini menandai komitmen Bank Mandiri Taspen dalam mendukung pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan para pensiunan di Indonesia. Dengan strategi yang komprehensif dan pengelolaan risiko yang terukur, Bank Mandiri Taspen optimis dapat mencapai target pertumbuhan kreditnya dan memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar di segmen perbankan pensiunan. Keberhasilan ini akan turut berkontribusi pada stabilitas sektor keuangan nasional.