Bandara Dhoho Kediri, Jawa Timur, yang baru diresmikan, mengalami masa penantian yang cukup panjang sebelum kembali beroperasi secara penuh. Meskipun telah diresmikan dan memiliki infrastruktur kelas internasional, jadwal penerbangan di bandara ini dipastikan kosong hingga 31 Juli 2025. Kondisi ini menimbulkan pertanyaan seputar pengembangan dan potensi bandara yang diharapkan menjadi penggerak ekonomi di wilayah Kediri. Mari kita telusuri lebih dalam informasi terkait permasalahan ini.
Ketiadaan Penerbangan di Bandara Dhoho hingga Juli 2025
Saat ini, satu-satunya maskapai yang beroperasi di Bandara Dhoho adalah Citilink. Namun, Bintari Ariyani, Legal, Compliance, and Stakeholder Manager PT Angkasa Pura I, menjelaskan bahwa sejumlah armada Citilink sedang menjalani perawatan besar (maintenance).
Perawatan tersebut, menurut informasi yang diterima, akan berlangsung hingga akhir Juli 2025. Akibatnya, sejumlah rute penerbangan, termasuk rute ke Kediri, sementara dihentikan.
Pihak Citilink telah memberikan pemberitahuan resmi mengenai penghentian sementara operasional penerbangan hingga 31 Juli 2025. Hal ini tentu berdampak pada harapan masyarakat Kediri dan sekitarnya yang menantikan kemudahan akses transportasi udara.
Infrastruktur Bandara Dhoho: Potensi yang Belum Termaksimalkan
Bandara Dhoho Kediri dibangun dengan standar internasional yang mumpuni. Landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter mampu menampung pesawat jet berbadan lebar.
Terminal penumpang dirancang untuk menampung 1,5 juta penumpang per tahun pada tahap awal, dan kapasitasnya akan ditingkatkan hingga 10 juta penumpang per tahun pada tahap ultimate. Fasilitas ini menunjukkan komitmen besar dalam pengembangan infrastruktur bandara.
Bandara ini mulai beroperasi sejak 29 Maret 2023 di bawah pengelolaan Angkasa Pura I, melalui kerja sama operasional dengan PT Surya Dhoho Investama. Selain landasan pacu, terdapat terminal penumpang seluas 28.000 meter persegi, apron komersial untuk 12 pesawat narrow body dan 3 wide body, serta apron VIP.
Harapan dan Tantangan Pengembangan Bandara Dhoho
Penerbangan perdana Citilink Jakarta-Kediri (pulang pergi) pada 5 April 2024 menggunakan pesawat A320 CEO dengan kapasitas 180 penumpang, sempat memberikan secercah harapan. Namun, penghentian operasional hingga Juli 2025 menjadi tantangan besar.
Ke depan, perlu adanya strategi yang lebih matang untuk menarik lebih banyak maskapai dan rute penerbangan agar bandara ini dapat beroperasi secara maksimal dan sesuai dengan potensinya sebagai pintu gerbang ekonomi.
Koordinasi yang baik antara pengelola bandara, pemerintah daerah, dan maskapai penerbangan sangat penting untuk mengatasi permasalahan ini dan memastikan Bandara Dhoho Kediri dapat berkembang sesuai harapan. Tersedianya akses infrastruktur pendukung, seperti jalan tol, juga menjadi faktor penting untuk meningkatkan daya tarik bandara.
Penghentian operasional penerbangan di Bandara Dhoho hingga Juli 2025 merupakan pukulan bagi pengembangan ekonomi di Kediri dan sekitarnya. Meskipun infrastruktur bandara sudah mumpuni, pengembangan selanjutnya membutuhkan strategi yang komprehensif melibatkan seluruh pemangku kepentingan agar potensi bandara dapat terwujud sepenuhnya. Semoga masalah perawatan yang dihadapi Citilink dapat terselesaikan dengan cepat dan penerbangan dapat kembali beroperasi normal sesuai rencana. Keberhasilan Bandara Dhoho akan sangat bergantung pada kolaborasi dan perencanaan jangka panjang yang efektif.